SDN Kebon Kosong 09 Jadi Pengungsian Korban Kebakaran, Siswa Jalani PJJ

SDN Kebon Kosong 09 Jadi Pengungsian Korban Kebakaran, Siswa Jalani PJJ

Kebakaran melanda permukiman padat di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Menanggulangi situasi warga terdampak kebakaran, SDN Kebon Kosong 09 dijadikan tempat pengungsian.

Sejak Selasa malam lalu, ruangan-ruangan serta lapangan SDN Kebon Kosong 09 sudah dijadikan tempat pengungsian. Wiwit, guru SD yang mengajar di sekolah tersebut, mengatakan pihak sekolah langsung memutuskan meliburkan sekolah tak lama setelah kebakaran terjadi

"Jam setengah satu kan kejadian kebakarannya. Nah, terus baru kita WA ke grup masing-masing supaya diliburkan gitu," ujar Wiwit, Jumat (13/12/2024).

Selama tiga hari, semenjak Rabu (11/12) hingga Jumat (13/12/2024), pihak sekolah memutuskan melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pihak sekolah melakukan pembelajaran secara daring dan hanya memberikan satu atau dua materi.

"Jadi pembelajaran melalui PJJ. Kita jadi PJJ kan, alhamdulillah tuh, pas kejadian kebakaran itu, kita sudah selesai ulangan semesternya," ujar Wiwit.

"Jadi (PJJ) kita cuma kasih materi, cuma dua materi," tambahnya.

Seperti diberitakan, terjadi kebakaran besar di Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa, 10 Desember 2024, yang menghanguskan 197 bangunan. Sebanyak 594 keluarga dengan total 1.520 jiwa terdampak kebakaran.

Saat ini, para korban ditempatkan di pengungsian sementara, termasuk di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kebon 09. Di lapangan sekolah tersebut berdiri dua tenda pengungsian tempat para korban beristirahat. Selain itu, ada dua tenda tempat menaruh bahan-bahan makanan.

Di selasar sekolah juga tertumpuk pakaian-pakaian yang dapat dipilih untuk digunakan para pengungsi korban kebakaran. Melihat kondisi sekolah seperti itu, Wiwit mengatakan tidak memungkinkan jika proses pembelajaran di sekolah dilakukan.

"Jadi anak-anak itu, kalau misalnya masuk, juga riweh, ini kan suruh PJJ lagi kemungkinan, karena banyak barang-barang begini, kan. Ruangan saja sudah kepake semua ini. Jadi mau nggak mau PJJ lagi," ujar Wiwit.

Untuk selanjutnya, Wiwit belum mengetahui sampai kapan PJJ akan terus dilakukan. Ia mengungkap, jika pengungsi masih berada di sekolah, akan ada kemungkinan pembagian rapor dilakukan secara online.

"Iya, belum tahu," ujar Wiwit.

"Terus katanya saya dengar sih untuk pembagian rapor secara online gitu," tambahnya.

Sumber