Sebelum Ditemukan Tewas Tanpa Kepala, Sinta Minta Dikirimi Fotonya Berkerudung ke Anak

Sebelum Ditemukan Tewas Tanpa Kepala, Sinta Minta Dikirimi Fotonya Berkerudung ke Anak

TANGERANG, KOMPAS.com - Sinta Handiyana (40) sempat berkomunikasi melalui WhatsApp dengan anak-anaknya sebelum akhirnya ditemukan tewas mengenaskan tanpa kepala di Jakarta Utara, Selasa (29/10/2024).

Ibu kandung Sinta bernama Sutiyati (58) mengungkapkan, komunikasi sang anak dengan cucunya terjadi Minggu (27/10/2024) malam.

Diketahui, sejak Minggu siang, Sinta pamit untuk bekerja. Ia bekerja di sebuah perusahaan pengiriman logistik sebagai admin.

"Minggu malam, dia (Sinta) sempat minta dikirimin foto lewat WA ke anaknya, ‘Kirim foto Mamah, Yu, yang pakai jilbab’," kenang Sutiyati kepada Kompas.com, Kamis (31/10/2024).

Sang anak pun mengirimkan foto Sinta yang sedang berpose berdiri memakai jilbab. Setelah itu, Sinta tidak mengirimkan pesan apa pun lagi.

Pada Senin pagi, anak-anak mulai bertanya-tanya mengapa sang ibu belum pulang. Biasanya, apabila masuk bekerja siang hari, malam harinya sudah kembali ke rumah.

Mereka mencoba menghubungi sang ibu melalui nomor WhatsApp, tetapi tak kunjung ada balasan. Ponsel Sinta juga tidak diangkat saat ditelepon anak-anaknya.

Mereka kemudian mencari keberadaan sang ibu melalui teman-teman kerja, tetapi kabar tidak kunjung didapat.

Hingga Selasa (29/10/2024), Sinta belum kunjung pulang. Hal ini membuat anak-anak Sinta mengadu kepada dirinya karena tak memiliki uang untuk makan.

"Saya juga kaget, ‘memangnya Mama ke mana?’ Kata anak-anaknya, di-WA enggak dibalas, ditelepon juga enggak diangkat. Anak-anaknya perasaannya enggak enak," ujar Sutiyati.

Ia pun berusaha untuk menenangkan cucu-cucunya itu.

Beberapa jam setelah anak Sinta mengadu ke Sutiyati, telepon masuk ke salah satu anak Sinta. Orang di ujung telepon itu mengaku sebagai polisi dari Polda Metro Jaya.

"Anak keduanya ditelepon dari kepolisian. Dia ditanyain, ‘Ini anaknya Ibu Sinta ya?’ Lalu ditanya kerjanya di mana dan segala macam. Pokoknya dia di-interview gitu," ujar Sutiyati.

Tetapi, polisi itu belum menjelaskan perihal keberadaan dan kondisi Sinta yang sebenarnya.

Meski demikian, telepon dari polisi itu membuat anak-anaknya merasa resah dan gelisah. Mereka menangis di pangkuan Sutiyati khawatir terjadi apa-apa dengan sang ibunda.

"Saya nenangin mereka terus dan bilang kalau telepon itu bukan apa-apa. Terus saya bilang, ‘Mudah-mudahan ibu bisa pulang’," kata Sutiyati.

Pada petang harinya, tepatnya setelah mereka menunaikan ibadah shalat magrib, pihak kepolisian mendatangi rumah Sinta. Mereka melakukan pengecekan silang soal identitas dan ciri-ciri fisik Sinta.

Pada momen itulah pihak kepolisian baru menyampaikan bahwa Sinta telah meninggal dunia. Jasadnya ditemukan di dalam lapisan karung dan kasur di dermaga kapal sebuah pom bensin di Jalan Tuna, Muara Baru, Jakarta Utara, Selasa (29/10/2024) sekitar pukul 10.29 WIB.

Petugas stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) bernama Denni Zaelani (34) mengatakan, keberadaan mayat tersebut diketahui pertama kali oleh seorang buruh kapal pencari ikan.

"(Si buruh) mau bongkaran ikan, mau ngopi, terus ngadem di sini melihat ke arah air, (dia lihat) ada buntalan mencurigakan di pinggir, terus lapor ke saya," ucap Denni saat diwawancarai di lokasi, Selasa.

Merasa penasaran, Denni akhirnya mengangkat buntalan karung yang mengambang di air dan membawanya ke daratan. Namun, karena curiga, ia tak berani membuka buntalan karung itu dan memilih menghubungi polisi.

"Setelah ada polisi baru dibuka, pas dibuka (mayat wanita) kepalanya enggak ada. Tapi, badannya utuh," ujar Denni.

Denni mengatakan, mayat wanita tanpa kepala itu dibungkus lima lapisan.

Saat bungkusan dibuka, mayat tersebut mengeluarkan bau tak sedap, tetapi tidak terlalu menyengat. Darah di tubuh korban juga terlihat masih segar.

Polisi kemudian menangkap seorang pria bernama Fauzan Fahmi. Penangkapan Fauzan dilakukan pada hari yang sama saat jasad korban ditemukan.

Fauzan yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang jagal hewan itu ditangkap tim Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya di kediamannya di Penjaringan.

Saat penangkapan, Fauzan sempat mencoba melawan petugas, sehingga polisi menembak kaki kanan tersangka untuk melumpuhkannya.

Polisi saat ini masih memeriksa Fauzan secara intensif guna mencari motif membunuh Sinta dengan cara memenggal kepalanya.

Sumber