Sederet Fakta Mutilasi Wanita di Muara Baru: Eksekusi di Tempat Cuci, Pelaku Bohongi Teman
JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menyebut tidak ada temuan baru saat proses rekonstruksi kasus mayat wanita tanpa kepala berinisial SH (40) di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.
"Pada saat rekonstruksi tersebut kami tidak menemukan temuan-temuan baru," ungkap Ipda Bayu Suryo Aji Penyidik Unit 2 Jatanras Polda Metro Jaya, saat diwawancarai di lokasi, Rabu (11/12/2024).
Proses rekonstruksi itu dilakukan di empat tempat, mulai dari hotel, kediaman pelaku, tempat di mana pelaku membuang kepala korban, hingga tempat di mana tubuh korban dibuang dan ditemukan.
Sejauh ini, polisi menilai, keterangan yang diberikan oleh pelaku bernama Fauzan (43) sudah sesuai dengan peristiwa yang terjadi.
Meski tak ada temuan baru, hasil rekonstruksi tersebut menunjukan beberapa fakta yang belum diketahui banyak orang.
Fauzan mengeksekusi SH di tempat cuci pakaian yang berada di lantai satu kediamannya.
Fauzan mengekekusi SH usai terlibat cekcok. Kemudian, pelaku langsung mencekik korban hingga tak berdaya.
Ia pun menyeret tubuh SH ke tempat cucian. Di sana, Fauzan kembali mencekik SH dengan kedua tangan sampai wajah korban membiru.
Setelah dipastikan meninggal, Fauzan langsung mengambil pisau, plastik warna hitam, dan karung beras kecil di depan rumahnya.
Dengan sengaja, ia pun memotong kepala SH sampai terpisah dari badannya.
Fauzan juga membohongi temannya yang menjadi saksi kunci dalam kasus ini, J.
Usai memutilasi korban dan membungkusnya dengan karung di lantai dua rumahnya, Fauzan meminta bantuan J.
Saat itu, Fauzan bilang ke J bungkusan karung besar tersebut merupakan ikan tuna milik bosnya dan akan dibawa ke Bandara Soekarno Hatta.
Fauzan pun meminta agar J mengantarnya ke Bandara Soekarno Hatta saat itu.
Tanpa menaruh rasa curiga, J membantu Fauzan menurunkan bungkusan karung dari lantai dua rumahnya.
Kemudian, J dan Fauzan membawa bungkusan karung tersebut ke depan gang rumahnya.
Saat menggotong bungkusan karung besar, J mengaku tak mencium aroma darah sama sekali.
"Enggak kecium apa-apa, cuma, ya, berat," kata J saat diwawancarai Kompas.com di lokasi rekonstruksi, Rabu.
Setibanya di depan gang, Fauzan meminjam gerobak besi warna biru milik tetangganya untuk membawa bungkusan karung berisikan tubuh SH ke parkiran mobil.
J pun ikut mendorong gerobak tersebut hingga parkiran mobil. Kemudian, J bersama 2 saksi lainnya diminta memindahkan bungkusan karung besar tersebut dari gerobak ke atas mobil bak.
Setelahnya, Fauzan mengajak J naik mobil untuk mengantar bungkusan karung besar tersebut.
Di tengah perjalanan, Fauzan mengeluh kesal dengan bosnya dan tak jadi mengantar ikan tuna itu ke bandara.
Ia justru mengajak J membuang bungkusan karung besar tersebut ke dermaga kapal belakang pom bensin yang berada di Jalan Tuna, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.
Saat rekonstruksi, Fauzan bersama para saksi mempraktikkan 46 adegan.
Reka ulang adegan itu membantu polisi mengetahui secara detail rentetan peristiwa yang terjadi sampai akhirnya Fauzan gelap mata menghabisi nyawa SH.
Saat memperaktikan setiap adegan, wajah Fauzan terlihat begitu sendu.
Keringat terus mengucur di wajahnya saat polisi meminta ia memperagakan ulang bagaimana cara membunuh SH.
Kemudian, saat memeragakan adegan menaikkan tubuh SH ke atas mobil bak sebelum dibuang, Fauzan terlihat menahan air matanya.
Beberapa kali ia juga menghela napas panjang saat mempraktikan kembali aksinya menghabisi nyawa SH.
Sebanyak enam saksi dihadirkan dalam proses rekonstruksi ini.
"Untuk saksi semua yang ada pada saat pemeriksaan semua kami hadirkan," ujar Bayu.
Saksi kunci pertama yang dihadirkan berinisial J, ia merupakan orang yang dimintai bantuan oleh Fauzan saat hendak membuang potongan tubuh SH.
Polisi juga menghadirkan saksi berinisial A yang pertama kali menemukan potongan tubuh SH.
Ramainya berita ini di sosial media, membuat proses rekonstruksi yang dijalani Fauzan ramai ditonton warga.
Sepanjang proses rekonstruksi, warga memadati gang kediaman Fauzan.
Mereka penasaran bagaimana proses Fauzan menghabisi nyawa SH.
Beberapa warga juga bersiap dengan handphone-nya untuk merekam setiap proses rekonstruksi.
Usai proses rekonstruksi selesai, Fauzan dibawa polisi ke luar dari rumahnya.
Di sana lah, warga berbondong-bondong meneriaki Fauzan.
Bahkan, beberapa warga menyebut Fauzan sebagai orang yang tega karena menghabiskan nyawa SH.
"Tega sekali dirimu," ujar salah seorang warga.