Sejarah Gereja Katedral Semarang, Saksi Perjuangan Kemerdekaan RI
SEMARANG, KOMPAS.com - Gereja Katedral Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci di Kota Semarang, Jawa Tengah, telah menjadi pusat peribadatan bagi umat Katolik terbesar di kota tersebut selama 86 tahun.
Terletak di kawasan Tugu Muda, gereja bersejarah ini tidak hanya dikenal sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai saksi bisu perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Romo Paroki Gereja Katedral Semarang, Yosafat Dhani Puspantoro menjelaskan, gereja ini memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan tokoh nasional Mgr Albertus Soegijapranata, SJ, yang merupakan uskup pertama dan dikenal sebagai pahlawan nasional.
"Uskup pertama merupakan Mgr Albertus Soegijapranata, SJ (pahlawan nasional)," ujar Yosafat saat ditemui di gereja pada Rabu (25/12/2024).
Yosafat mengungkapkan, Albertus Soegijapranata berperan penting selama Perang Lima Hari Semarang, di mana ia pernah menyembunyikan pejuang di Gereja Gedangan Semarang.
"Kita kenal beliau bukan cuma uskup tapi juga pahlawan nasional. Karena waktu itu gereja ini akan diduduki untuk menjadi markas tentara asing (Jepang)," ungkapnya.
Dalam upayanya mempertahankan gereja dari pengambilalihan Jepang, Soegijapranata bahkan rela mempertaruhkan nyawanya.
"Kemudian beliau mengatakan lewati dulu mayat saya sebelum menduduki tempat ini," kata Yosafat, menirukan perkataan Soegijapranata saat gereja diserbu tentara Jepang.
Situasi politik yang tidak stabil pada masa itu memaksa keuskupan yang dipimpin Soegijapranata untuk pindah ke Yogyakarta sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah Indonesia.
"Itu sebagai tanda dukungan ke pemerintah Indonesia waktu itu. Karena pusat pemerintah Indonesia dari Jakarta pindah ke Jogjakarta," jelasnya.
Selain itu, Soegijapranata juga aktif melakukan lobi politik ke sejumlah negara Eropa, termasuk Negara Vatikan, mengenai kemerdekaan Indonesia.
"Hasilnya Vatikan menjadi negara pertama yang mendukung kemerdekaan Indonesia," ucap Yosafat.
Atas jasa-jasanya, Presiden Soekarno menganugerahi gelar pahlawan kepada Albertus Soegijapranata, meskipun ia meninggal di luar negeri.
"Walaupun waktu itu sedang berada di luar negeri, (Albertus Soegijapranata) meninggalnya kan bukan di Indonesia," tambah Yosafat.
Saat ini, Gereja Katedral Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci terus berfungsi sebagai tempat ibadah dan pengingat akan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, sekaligus menjadi lokasi persiapan perayaan Natal yang berlangsung pada Rabu (25/12/2024).