Sejarah Jembatan Berok, Salah Satu Ikon di Kota Lama Semarang
KOMPAS.com - Jembatan Berok atau Jembatan Mberok adalah salah satu bangunan bersejarah yang ada di dekat kawasan Kota Lama, Semarang.
Jembatan Berok membentang di atas Kali Semarang dan menghubungkan Jalan Mpu Tantular di Kota Lama dengan Jalan Pemuda.
Jembatan ini memiliki gaya khas dengan empat buah kolom utama menyerupai obelisk yang pada puncaknya terdapat lampu dengan bentuk yang unik.
Saat ini, Jembatan Berok terlihat sebagai jembatan kembar dengan dibangunnya jembatan duplikat di sebelah utara untuk mengurangi beban jembatan lama serta memecah arus lalu lintas.
Setiap hari, lalu lalang kendaraan dan pejalan kaki selalu terlihat melintasi jembatan yang bersejarah ini.
Jembatan Berok dibangun oleh Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) pada 1705 bersamaan dengan pembangunan benteng Kota Lama Semarang atau benteng de Vijfhoek van Samarangh di sisi timur Kali Semarang.
Pembangunan benteng ini dilakukan pasca VOC mendapat izin untuk mendirikan kawasan koloni di lokasi yang dekat dengan rumah bupati dan di tepi Kali Semarang.
Dalam buku berjudul Wajah Kota Lama Semarang yang disusun M. Chawari, Novida Abbas, dan Sugeng Riyanto (2029), disebutkan pula bahwa sejarah Jembatan Berok tidak bisa dilepaskan dari pembangunan Kota Lama di masa kolonial.
Seperti diketahui, kawasan Kota Lama Semarang pada masa lalu memiliki batas berupa benteng kota yang dibangun oleh VOC.
Benteng kota ini dilengkapi dengan tiga buah gerbang (port) besar, yaitu gerbang barat (Gerbang de Wester), gerbang selatan (Gerbang de Zuider), dan gerbang timur (Gerbang de Ooster Poort).
Pada gerbang barat yang disebut Gerbang de Wester atau Gouvernementspoort menjadi lokasi dibangunnya Gouvernementsbrug atau Jembatan Gupernemen.
Kata ”brug” yang dalam bahasa Belanda berarti jembatan inilah yang kemudian dilafalkan oleh warga pribumi sebagai "berok" atau "mberok" yang menjadi asal-usul nama Jembatan Berok.
Tangkapan layar TikTok Tribun Jateng. Jembatan Berok di Kota Semarang.
Selain itu, dikutip dari semarangkota.sikn.go.id, Gouvernementsbrug juga sempat berganti nama menjadi Sociteisbrug.
Hal ini karena lokasi jembatan dekat dengan Gedung Societeit dan gedung yang sekarang menjadi Kantor Pos Besar.
Jembatan ini dulunya menjadi sarana penghubung utama masyarakat yang tinggal di Oudstandt (Kota Lama) dengan masyarakat luar.
Pada tahun 1824, saat benteng Kota Lama dihancurkan karena pemerintah Hindia Belanda ingin mengembangkan Kota Semarang sebagai kota modern. Namun pada saat itu, posisi Jembatan Berok tetap dipertahankan.
Pada masa yang sama, dibuka juga sebuah terusan pelabuhan yang diberi nama Kali Baru sehingga kapal-kapal kecil dapat berlabuh di Jembatan Berok.
Saat itu, Jembatan Berok disebut bisa diangkat untuk memberi jalan bagi kapal yang ingin melewatinya.
Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang Potert Jembatan Berok pada 1910 dengan beberapa kapal ang melintas di Kali Semarang.
Menilik sejarahnya, Jembatan Berok memang pernah menjadi salah satu simbol pembatas antara golongan kolonial dengan warga lain di sekitarnya.
Hal ini karena Jembatan Berok menjadi salah satu akses masuk ke kawasan eksklusif bagi golongan kolonial yang hidup di dalam kawasan Kota Lama.
Namun seiring berjalannya waktu, jembatan ini justru berubah menjadi simbol keberagaman yang ada di Kota Semarang.
Jembatan Berok kini menghubungkan berbagai kawasan bagi penduduk Kota Semarang, mulai dari Kampung Melayu, Pecinan, Kampung Arab, dan Kampung Jawa.
Sebagai jembatan yang menjadi saksi sejarah perkembangan Kota Semarang, Jembatan Berok tidak luput dari perhatian pemerintah.
Pembangunan duplikat jembatan di bagian utara kemudian dilakukan untuk mengurangi beban jembatan lama yang menjadi salah satu akses utama warga Kota Semarang.
Selain itu, pembangunan jembatan baru juga dilakukan untuk memperlancar arus lalu lintas yang ada di lokasi tersebut.
Tangkapan layar TikTok Tribun Jateng. Jembatan Berok di Kota Semarang.
Sebagai bagian dari kawasan wisata Kota Lama, dilakukan pula berbagai pembenahan di sekitar jembatan.
Jembatan dipercantik dengan jalur pedestrian yang cukup luas dan dipasang lampu jalan dengan gaya klasik yang serasi.
Terdapat pula papan penanda Jembatan Berok diantara jembatan lama dan baru yang turut mempercantik kawasan sekaligus menjadi spot foto menarik bagi wisatawan.
Sumber semarangkota.sikn.go.id repositori.kemdikbud.go.id ejournal2.undip.ac.id travel.tribunnews.com TikTok Tribun Jateng Instagram Kelurahan Wonosari