Seloroh Prabowo: Kadang-kadang Orang Pintar Enggak Jadi Apa-apa

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto berseloroh bahwa terkadang banyak orang pintar yang justru tidak menjadi apa-apa.
Hal ini dikatakan Prabowo saat membahas sejumlah kebijakan di 130 hari pertama kepemimpinannya ketika berbincang dengan petani di Majalengka, Jawa Barat, Senin (7/4/2025).
Ia menyebutkan, para menterinya sudah bekerja keras dan mengeluarkan kebijakan yang masuk akal meski para "pembantunya" itu bukan lulusan luar negeri.
"Saya menerima mandat Oktober 20, mungkin sekarang baru masuk bulan keenam. Tapi, dengan niat yang baik dari semua pihak, yang diberi amanat terhadap rakyat, dengan kebijakan yang masuk akal, bukan kebijakan yang perlu orang terlalu pintar," kata Prabowo, Senin, dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
"Kadang-kadang orang terlalu pintar malah enggak jadi apa-apa," imbuh dia.
Ia lantas bertanya kepada para gubernur dan menteri yang hadir di acara tersebut.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyani, misalnya, adalah lulusan kampus dalam negeri.
"Ini saya lihat, Kang Dedi lulusan mana? Bukan dari Amerika, bukan? Oh, Purwakarta," ucap Prabowo.
Begitu pula Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang berasal dari kampus dalam negeri.
Oleh karena itu, ia menilai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tidak bergantung pada lulusan kampus tertentu, tetapi kebijakan yang pro terhadap rakyat.
"Pak Amran bukan lulusan luar negeri juga? Bukan. Di kampung. Ini orang kampung semua yang kerja. Pak Zulkifli dari mana? Lampung. Anda enggak ke Oxford?" seloroh Prabowo.
"Kita butuh orang-orang pintar banyak. Tapi, yang paling penting adalah mereka-mereka yang punya akal sehat dan orang-orang yang benar-benar cinta dengan rakyat kita. Karena mereka berasal dari rakyat," kata dia.