Semarang 10K: Bukan Sekadar Lari, tapi Juga Pesta Kostum

Semarang 10K: Bukan Sekadar Lari, tapi Juga Pesta Kostum

SEMARANG, KOMPAS.com - Sebanyak 2.500 pelari dari berbagai daerah di Indonesia memeriahkan ajang olahraga bergengsi Semarang 10K pada Minggu (15/12/2024).

Para pelari berlari mengitari kawasan heritage Kota Semarang, termasuk Lawang Sewu, Tugu Muda, dan Kota Lama.

Banyak peserta yang mengenakan kostum-kostum unik, seperti ulat bulu, tokoh anime, bunga matahari, Sun Go Kong, dan Cu Pat Kay.

Salah satu peserta, Stefanus, memilih kostum bunga matahari yang terbuat dari kertas dan plastik bekas.

Pelari asal Surabaya ini mengaku telah menyiapkan kostumnya sejak empat hari lalu.

"Persiapannya bikin ini dibantu mamah, pakai koran bekas karena langganan. Dan juga plastik dan botol bekas dari event lari di Surabaya," ungkap Stefanus saat ditemui KOMPAS.com.

Stefanus menjelaskan bahwa konsep kostum bunga matahari diambil dari kecintaannya terhadap bunga tersebut.

Dia selalu mengenakan penutup kepala berbentuk bunga matahari di setiap event lari yang diikutinya.

"Kalau bunga matahari ini pasti saya pakai dimanapun saya ikut event lari. Bahkan saya dikenalnya gala, karena gala bunga matahari," tuturnya.

Kelompok pelari dari Salatiga Running Buddies juga turut meramaikan acara dengan mengenakan kostum ulat bulu.

Mereka tampil dengan kostum yang terhubung layaknya ulat bulu, lengkap dengan kacamata besar dan sungut di bagian kepala.

Anggota kelompok, Ita, mengatakan bahwa kostum tersebut telah dipersiapkan selama satu bulan sebelum pelaksanaan Semarang 10K.

"Kalau latihan pakai kostumnya cuma 1 malam aja, nyari inspirasi dari Instagram," kata Ita.

Dia juga menyebutkan bahwa untuk membuat kostum ulat bulu tersebut, mereka menghabiskan biaya sebesar Rp 1,1 juta.

Meskipun waktu tempuh mereka lebih dari satu jam, Ita dan kelompoknya merasa senang bisa tampil unik dan berbeda.

"Kita mau have fun di sini, warga Semarang juga pada welcome, kita jadi seneng. Mungkin karena pakai kostum ini finishnya jadi lama," tambahnya.

Sementara itu, anggota Salatiga Running Buddies lainnya, Marshel, menjelaskan bahwa ada filosofi tersendiri di balik kostum ulat bulu yang mereka kenakan.

"Filosofinya biar kita lari bersama-sama, tidak ada yang ditinggalin," pungkas Marshel.

Sumber