Serangan Israel Tewaskan 23 Orang Lebanon dan 30 di Gaza
KOMPAS.com - Serangan Israel di Lebanon utara dan Gaza pada Minggu (10/11/2024) menewaskan puluhan orang termasuk anak-anak. Demikian dikatakan pejabat setempat.
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, sedikitnya 23 orang termasuk tujuh anak tewas pada Minggu di Almat sebelah utara ibu kota Beirut.
Sedangkan di Gaza utara, badan pertahanan sipil mengatakan sedikitnya 30 orang tewas dalam serangan Israel terhadap dua rumah di daerah kantong yang terkepung itu.
Serangan pertama pada Minggu dini hari menghantam sebuah rumah di Jabalia, menewaskan sedikitnya 25 orang, termasuk 13 anak-anak, dan melukai lebih dari 30 orang.
Lima orang lainnya tewas di lingkungan Sabra di Kota Gaza dan beberapa masih hilang setelahnya, kata badan pertahanan sipil, dikutip dari BBC pada Senin (11/11/2024).
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan Hizbullah telah menyimpan senjata dan beroperasi dari lokasi yang menjadi targetnya di Lebanon.
"Sejumlah langkah telah diambil untuk mengurangi risiko bahaya bagi warga sipil, termasuk penggunaan pengawasan udara dan intelijen yang akurat," terang IDF.
IDF juga mengatakan bahwa mereka menyerang sebuah lokasi di Jabalia tempat para anggota kelompok Hamas beroperasi.
Dalam kasus serangan itu, sejumlah langkah telah diambil untuk mengurangi bahaya bagi warga sipil.
"Kini, rincian kedua insiden tersebut sedang ditinjau," katanya.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan bahwa petugas penyelamat masih mencari puing-puing setelah serangan di Almat.
Diketahui, Israel telah meningkatkan kampanyenya melawan kelompok bersenjata Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah.
Fokus utamanya adalah Lebanon selatan, yang bertujuan untuk melemahkan kelompok tersebut yang sering meluncurkan roket melintasi perbatasan.
Namun dalam beberapa minggu terakhir, operasi telah menargetkan kota-kota di seluruh Lebanon.
Dalam insiden terpisah di selatan, tiga pekerja medis tewas ketika serangan Israel menghantam gedung Otoritas Kesehatan Islam di Adloun Lebanon selatan, kata Kementerian Kesehatan Lebanon.