Serba-serbi Terowongan Silaturahim Masjid Istiqlal-Gereja Katedral

Serba-serbi Terowongan Silaturahim Masjid Istiqlal-Gereja Katedral

Presiden Prabowo Subianto telah meresmikan Terowongan Silaturahim Masjid Istiqlal-Gereja Katedral pada tanggal 12 Desember 2024 lalu. Terowongan yang menghubungkan dua tempat ibadah ternama di Indonesia ini akhirnya dibuka untuk umum.

"Dan dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim pada sore hari ini saya resmikan Terowongan Silaturahim Masjid Istiqlal-Gereja Katedral di Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta," kata Prabowo dalam peresmian di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Kamis (12/12).

Berikut ini serba-serbi tentang Terowongan Silaturahim Istiqlal-Katedral yang dibangun sejak 2020 hingga diresmikan pada 2024

Proyek pembangunan Terowongan Silaturahim dimulai dengan tujuan menghubungkan dua tempat ibadah, yakni Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Menurut informasi dari Portal Informasi Indonesia, nama "Terowongan Silaturahim" diberikan untuk lorong yang terletak di dekat pintu Al Fattah, salah satu dari tujuh pintu utama Masjid Istiqlal.

Gagasan untuk membangun Terowongan Silaturahim muncul dari Presiden Joko Widodo saat meninjau proses renovasi Masjid Istiqlal pada 7 Februari 2020. Presiden Jokowi mengungkapkan keinginannya untuk menciptakan sebuah terowongan bawah tanah yang dapat menjadi simbol kebhinekaan di Jakarta.

Presiden berharap terowongan ini tidak hanya menjadi penghubung fisik tetapi juga menjadi lambang kerukunan dan toleransi antarumat beragama di Indonesia. "Saya sudah menyetujui usulan dibuatnya terowongan dari Masjid Istiqlal menuju Gereja Katedral. Ini menjadi sebuah terowongan Silaturahim, terowongan bawah tanah," ujar Jokowi pada saat itu.

Rencana pembangunan terowongan ini mendapat sambutan positif dari Pastor Kepala Gereja Katedral Jakarta, Romo Albertus Hani. Ia menyatakan bahwa inisiatif ini semakin memperkuat semangat persaudaraan yang telah digagas oleh Presiden RI pertama, Soekarno, dengan menempatkan Masjid Istiqlal berdampingan dengan Gereja Katedral.

Pembangunan Terowongan Silaturahim dimulai pada 20 Januari 2021. Pembangunan ini dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersamaan dengan renovasi besar Masjid Istiqlal-renovasi pertama sejak peresmiannya oleh Presiden Soeharto pada 22 Februari 1978.

Menteri PUPR saat itu, Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa terowongan ini dipilih sebagai penghubung karena lebih aman dibandingkan alternatif lain, seperti jembatan penyeberangan atau jalan layang. "Ada tiga alternatif sebetulnya, bisa jembatan penyeberangan. Tetapi karena terlalu curam, kita pilih terowongan yang lebih aman," katanya.

Dengan anggaran sebesar Rp 40 miliar, pembangunan Terowongan Silaturahim menjadi bagian dari renovasi besar Masjid Istiqlal. Proses pengerjaan juga memperhatikan aspek keselamatan, termasuk arus lalu lintas di sekitar lokasi.

Terowongan Silaturahim ini akhirnya diresmikan pada 12 Desember 2024. Presiden Prabowo Subianto meresmikan terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang menurutnya merupakan simbol kerukunan antarumat beragama.

"Hari ini saya sangat bergembira menghadiri acara ini, peresmian terowongan silaturahim antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Ini merupakan suatu simbol dari kerukunan antarumat beragama," kata Prabowo, dalam peresmian Terowongan Silaturahim, Kamis (12/12).

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar turut melaporkan ke Presiden Prabowo terkait proses pembangunan Terowongan Silaturahim yang dilakukan selama 280 hari dengan menggunakan APBN sebesar Rp 38,9 miliar.

Terowongan Silaturahim ini memiliki panjang 34 meter dengan kedalaman 6 meter. Nasaruddin mengatakan terowongan ini berisi diorama dari seorang seniman bernama Sunaryo dengan tema yang artinya jembatan hati. Selain itu, Nasaruddin mengatakan pihaknya juga membangun area parkir yang dapat menampung hingga 1.000 mobil dengan harapan dapat dimanfaatkan jemaah Istiqlal dan Katedral.

Sumber