Setelah Suara Gemuruh, Tiba-tiba Atap SD di Depok Ambruk Usai Diguyur Hujan
DEPOK, KOMPAS.com - Insiden atap ambruk kembali terjadi di Kota Depok. Kali ini di SDN Mekarjaya 29, Sukmajaya, pada Sabtu (11/1/2025) sekitar pukul 23.30 WIB.
Menurut Kepala SDN Mekarjaya 29 Depok Rika Kartini, kejadian tersebut berlangsung saat warga sekitar sekolah sedang menggelar rapat.
“Waktu itu kebetulan di sekitar sekolah ini kan rumah warga ya dan ada kegiatan rapat RT dan RW di sekitar sekolah,” ujar Rika saat ditemui di lokasi pada Senin (13/1/2025).
Malam itu, hujan deras baru saja reda dan menyisakan gerimis. Tidak lama setelah itu, suara gemuruh terdengar.
“Enggak lama, mereka (warga) dengar ada suara ambruk, langsung lah warga melihat di mana sumber suaranya, ternyata ditemukan di sekolah ini,” tambah Rika.
Dari hasil pemeriksaan, diketahui atap yang ambruk berada di ruang kelas 2, yang biasanya menampung 36-42 siswa.
Akibat insiden ini, murid kelas 1-4 diarahkan untuk belajar di rumah karena lima dari total 11 ruang kelas harus dikosongkan.
Meskipun atap yang ambruk hanya di ruang kelas 2, kerusakan pada ruang kelas lainnya tetap menjadi perhatian, mengingat semua ruang kelas memiliki satu rangkaian atap yang sama.
“Yang ambruk parah itu hanya satu, cuma kami khawatir terdampak ke ruangan yang lain. Makanya ruangan yang lainnya juga dikosongkan dulu,” ungkap Rika.
Situasi ini mengakibatkan efektivitas penggunaan tempat belajar berkurang, sehingga sekolah terpaksa menerapkan sistem belajar daring.
Sementara itu, murid kelas 5 dan 6 tetap masuk sekolah dengan menggunakan enam ruang kelas yang dianggap aman.
“(Kelas 5 dan 6) tetap masuk seperti biasa, karena ada ruangan yang menurut kami itu aman, tidak berkaitan dengan ini (ruang ambruk),” jelas Rika.
KOMPAS.com/DINDA AULIA RAMADHANTY Atap ruang kelas 2 SDN Mekarjaya, Sukmajaya, Kota Depok, ambruk usai hujan deras turun, Senin (13/1/2025).
Sebagai langkah alternatif, Rika membuka opsi bagi murid untuk menumpang di sekolah lain, yakni SDN Mekarjaya 3 yang berjarak sekitar 300 meter dan memiliki tiga ruang kosong.
“Kami sudah koordinasi dengan SDN Mekarjaya 3. Dan di sana ada tiga ruang kosong dan beliau bersedia untuk menjadikan tempat pembelajaran,” terang Rika.
Opsi lainnya adalah menerapkan sistem masuk sekolah pagi dan siang dengan memanfaatkan enam ruang kelas yang tersisa.
“Opsi yang keduanya, dijadikan paralel pagi-siang (bareng sama anak kelas 5 dan 6), karena ada enam kelas yang bisa dipergunakan,” ujar Rika.
Kejadian serupa juga terjadi di UPTD SD Negeri Kedaung Depok di Kompleks Bappenas, Sawangan, pada Kamis (14/3/2024), setelah hujan deras.
Kepala UPTD SDN Kedaung Iwan Marwanih menjelaskan, bangunan tersebut sudah kosong sejak awal semester genap tahun 2023 karena kondisinya yang semakin rawan.
“Evakuasi murid kelas 1 dari delapan bulan lalu itu juga inisiatif sekolah saja biar enggak membahayakan murid,” jelas Iwan.
Kondisi rawan ini diduga terjadi setelah bangunan berisi dua ruang kelas tersebut terkena serangan rayap sejak dua tahun lalu.
“Gedungnya kena serangan rangas dari dua tahun lalu dan mulai dikosongkan dari tahun lalu saat melihat kondisi bangunan semakin rentan,” tambah Iwan.
Pemerintah Kota Depok berencana untuk perbaikan pada sekolah ini di tahun 2025 dengan anggaran mencapai lebih dari Rp 100 juta.