Siswa Dihukum sebab Menunggak Bayar SPP, Cak Imin: Prabowo Akan Atasi Semua Masalah

Siswa Dihukum sebab Menunggak Bayar SPP, Cak Imin: Prabowo Akan Atasi Semua Masalah

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengeklaim, Presiden Prabowo Subianto berkomitmen mengatasi masalah rakyatnya.

Hal itu disampaikan Imin menanggapi adanya seorang anak SD berinisial MA di Medan, Sumatera Utara yang dihukum belajar di lantai karena belum membayar tunggakan uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) selama tiga bulan.

"Saya jamin, Presiden Prabowo sudah berkomitmen. Semua masalah yang dihadapi rakyat akan kami atasi," ujar Cak Imin kepada wartawan di Gedung Konvensi TMPN Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (11/1/2025).

Menurut Imin, seyogianya lembaga sekolah, baik itu negeri maupun swasta, langsung melapor ke pemerintah jika menemukan masalah.

"Kepada semua penyelenggara sekolah, swasta, negeri, please, kalau ada masalah, sampaikan kepada pemerintah," kata dia.

Menurutnya, guru yang menghukum murid SD itu perlu diberikan edukasi oleh Dinas Pendidikan setempat atau Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

"Ya, tentu guru ini harus diberi edukasi oleh kepala dinas, oleh Pak Menteri Pendidikan," imbuhnya.

Imin pun meminta masyarakat untuk segera melapor jika menemui kendala, terutama soal pendidikan anak sekolah dasar dan menengah.

"Pendidikan dasar dan menengah akan menjadi konsentrasi pemerintah, sehingga kalau ada masalah, cepat-cepat sampaikan, kita bisa cari jalan keluar," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, siswa kelas 4 SD swasta di Kota Medan berinisial MA dihukum belajar di lantai oleh gurunya karena belum membayar tunggakan SPP selama 3 bulan.

Ibu MA, Kamelia (38) mengatakan, hukuman itu sudah dijalani anaknya selama dua hari pada 6 dan 7 Januari 2025. MA duduk di lantai dari pukul 08.00 WIB hingga 13.00 WIB.

Adapun MA menunggak uang SPP selama tuga bulan dengan total biaya Rp 180.000.

Kamelia mengatakan, salah satu penyebab tunggakan tersebut adalah karena dana Program Indonesia Pintar (PIP) pada tahun akhir 2024 belum cair. Sementara, ia tidak memiliki uang untuk membayar SPP anaknya.

Sumber