Siswa Senang Ada Makan Bergizi Gratis, Bisa Hemat dan Tabung Uang Jajan

Siswa Senang Ada Makan Bergizi Gratis, Bisa Hemat dan Tabung Uang Jajan

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sejumlah siswa di SD Negeri Lengkong Wetan 2, Serpong, Tangerang Selatan mengaku bisa berhemat dengan adanya program Makan Bergizi (MBG).

Dier Azhari (9), siswa kelas tiga sekolah tersebut mengaku kenyang dengan makanan program MBG. Sehingga, ia tak perlu lagi jajan.

"Enggak jajan lagi karena sudah kenyang," kata Dier kepada Kompas.com, Senin (6/1/2025).

Biasanya, Dier menghabiskan uang jajan sebesar Rp 15.000 dalam sehari. Dengan adanya program makan bergizi gratis, Dier bisa menabung uang jajannya.

Hal serupa juga dirasakan oleh Kaila Naila Putri (10), siswi kelas empat SD Lengkong Wetan 2. Menurutnya, santapan makan bergizi gratis sudah cukup mengenyangkan.

Oleh sebab itu, Kaila bisa menabung uang jajan sebesar Rp 10.000 yang ia terima setiap hari dari orangtua.

"Iya jadi lebih hemat, terus jadi bisa ditabung juga sisa uang jajannya," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Kota Tangsel, Nindy Sabrina menjelaskan, program MBG bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan gizi anak-anak, tetapi juga membantu mengurangi pengeluaran keluarga.

"Melalui MBG, siswa mendapatkan makanan bergizi sesuai kebutuhan mereka. Ini sekaligus mengurangi kebiasaan jajan makanan yang kurang sehat," kata Nindy.

Adapun program MBG resmi diluncurkan hari ini, Senin (6/1/2025), dengan target awal melibatkan tujuh sekolah di Tangsel.

Tujuh sekolah yang terlibat dalam program ini terdiri dari lima sekolah dasar (SD), satu sekolah menengah pertama (SMP), dan satu sekolah menengah atas (SMA).

Setiap dapur dirancang untuk melayani hingga 3.000 siswa dengan distribusi makanan dalam radius dua kilometer dari lokasi dapur.

Pihak penyelenggara juga telah merancang berbagai menu untuk 22 hari ke depan, sesuai dengan rekomendasi ahli gizi guna memenuhi kebutuhan anak-anak.

"Menu kami disusun oleh ahli gizi dengan standar gizi seimbang. Setiap dapur diwajibkan memiliki ahli gizi yang bertanggung jawab. Selain itu, kami juga dipantau oleh Dinas Kesehatan setempat," jelas Nindy.

Program MBG ini juga menargetkan anak-anak, terutama siswa SD, yang sering melewatkan sarapan.

Berdasarkan survei internal, banyak siswa SD di Tangsel yang tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah karena jadwal masuk yang pagi. Oleh karena itu, makanan diberikan pada waktu istirahat pertama.

"Kami sebenarnya menyesuaikan jam-jam. Jadi kalau anak SD kelas 1 sampai kelas 3, kadang mereka pulangnya jam 10.00 WIB. Jadi kita kasihnya jam 09.00 WIB," tambah Nindy.

Dalam pelaksanaannya, program ini melibatkan 51 tenaga kerja dari warga lokal, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang meminta untuk memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar.

"Kami mengupayakan pemberdayaan warga sekitar, baik untuk tenaga kerja di dapur maupun sebagai penyedia bahan baku seperti sayur dan susu," kata Nindy.

Sumber