Soal Coding Akan Masuk Mata Pelajaran Sekolah, Ibas: Bagus untuk Kejar Ketertinggalan
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menyambut baik rencana pengenalan coding sebagai mata pelajaran di sekolah.
Menurutnya, langkah ini dapat membantu Indonesia mengejar ketertinggalan dalam bidang pendidikan.
Ibas menyampaikan pandangannya itu dalam acara Program Kampus Merdeka “Magang di Rumah Rakyat DPR RI” yang berlangsung di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (12/11/2024).
"Mas wapres, Pak menteri pendidikan akan masukan coding dalam mata pelajaran dan itu bagus bagi negara kita untuk kita bisa mengejar ketinggalan," kata Ibas.
Lebih lanjut, Ibas menilai pentingnya pendidikan yang berbeda bagi anak-anak di Indonesia.
"Karena kita juga harus mengajarkan anak-anak didik kita sesuatu yang berbeda," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka juga mengusulkan agar Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengadakan mata pelajaran coding untuk siswa sekolah.
"Kemarin saya titip ke Pak Menteri di rapat terakhir kita, ini kalau bisa mungkin dititipan SD atau SMP mungkin diterapkan juga sekolah pelajaran coding," ujar Gibran dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan di Jakarta, Senin (11/11/2024).
Gibran menekankan bahwa pengenalan coding sangat penting demi mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045.
Ia tidak ingin Indonesia tertinggal dari negara lain, terutama India.
"Jadi jangan sampai kita kalah dengan India karena saya lagi Bapak Ibu, ya untuk menuju Indonesia Emas kita butuh generasi emas," ujarnya.
Terpisah, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengungkapkan bahwa pihaknya akan menyediakan mata pelajaran coding hingga Artificial Intelligence (AI) sebagai pilihan di sekolah.
Mu’ti menjelaskan bahwa coding akan dijadikan mata pelajaran pilihan karena tidak semua sekolah di Indonesia memiliki sarana yang memadai.
"Kenapa pilihan? Karena memang itu membutuhkan alat-alat yang canggih, sarana internet yang juga harus bagus dan belum seluruh sekolah kita ini memiliki sarana itu dengan nanti sifatnya masih pilihan," kata Mu’ti.