Soal Gencatan Senjata di Gaza, Menlu: Kita Sambut Baik, Itu Momentum Baru

Soal Gencatan Senjata di Gaza, Menlu: Kita Sambut Baik, Itu Momentum Baru

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono menyambut baik kesepakatan gencatan senjata yang terjadi di Gaza, Palestina.

Ia menilai, hal ini sebagai kemajuan dari konflik yang telah berlangsung sejak Oktober 2023.

"Kita menyambut baik, ya. Itu satu langkah baru, momentum baru," kata Sugiono, usai menghadiri Munas Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (16/1/2025).

Terlebih, kata Sugiono, sudah terlalu banyak nyawa yang melayang di Gaza.

Begitu pun kehancuran berbagai fasilitas publik dan rumah-rumah warga.

"Seperti kemarin juga saya sampaikan bahwa sudah terlalu banyak nyawa yang hilang di Gaza, sudah terlalu banyak kehancuran yang terjadi dan ini merupakan satu momentum baru," ucap dia.

Sebelumnya diberitakan, gencatan senjata antara Israel dan Hamas akhirnya tercapai setelah lebih dari 460 hari konflik yang menghancurkan di Gaza.

Kesepakatan ini diumumkan pada Senin (13/1/2025) malam waktu setempat, dengan implementasi dimulai pada Minggu (19/1/2025).

Mediator utama dalam perundingan ini adalah Qatar, dengan dukungan dari Mesir, Amerika Serikat, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Kesepakatan ini mencakup tiga tahap utama, yaitu sebagai berikut

  1. Tahap Pertama (42 Hari)
  • Penghentian operasi militer dan pengintaian udara di Gaza.

  • Penarikan pasukan Israel dari daerah padat penduduk menuju perbatasan Gaza.

  • Pertukaran tahanan dan narapidana antara kedua pihak.

  1. Tahap Kedua (42 Hari)
  • Penghentian total permusuhan dan operasi militer.

Penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.

  • Pertukaran tahanan tambahan, termasuk warga sipil dan tentara Israel.
  1. Tahap Ketiga (42 Hari)
  • Pemulangan jenazah dari kedua belah pihak.

  • Rekonstruksi Gaza selama 3–5 tahun dengan dukungan internasional.

  • Penghentian pengepungan total di Gaza.

Sumber