Soal Netralitas Kades di Pilkada Jateng, Gus Yusuf : Biarkan Rakyat Memilih Sesuai Hati Nurani
UNGARAN, KOMPAS.com - Pilkada Jawa Tengah 2024 harus berjalan terbuka dan transparan untuk semua pasangan calon yang berlaga. Karena itu, netralitas kepala desa harus dijaga.
Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah Yusuf Chudlori mengatakan, dengan netralitas tersebut maka rakyat bisa memilih pemimpin sesuai hati nuraninya.
"Kita semua berharap dengan adanya netralitas tersebut, maka pilkada berjalan jujur dan adil untuk semua pasangan calon," ujarnya usai konsolidasi DPC PKB Kabupaten Semarang di The Wujil Resort & Conventions, Selasa (29/10/2024).
Secara khusus, Gus Yusuf meminta seluruh kader PKB, NU, seluruh santri dan kiai, kompak memenangkan kader yang diusung di Pilkada 2024.
Untuk Pilkada 2024 Jawa Tengah, PKB mengusung Ahmad Luthfi-Taj Yasin sementara di Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Nugraha-Nur Arifah.
"Saya itu pernah diskusi dengan Gus Yasin, Gus Rozin (Abdul Ghaffar Rozin, Ketua PWNU Jateng), bahwa ‘warna hijau’ di Jawa Tengah harus dipertahankan, karena kami semua keluarga NU. Karena itu, kalau bisa ‘warna hijau’ itu harus dipertebal," kata Gus Yusuf.
Dalam kondisi tersebut, lanjutnya, ketika ada salah satu yang maju di Pilkada Jawa Tengah, maka harus didukung.
"Nah kan takdir Allah menyatakan Gus Yasin yang maju, maka kita semua harus ikhlas mendukung, harus kompak, termasuk menjaga suara NU agar tidak ambyar," kata Gus Yusuf.
Gus Yusuf menyampaikan, sekarang adalah momentum untuk melakukan jihad politik.
"Dengan itu akan lahir pemimpin yang berkuasa di pemerintah, sehingga akan turut regulasi dan undang-undang yang mengatur tatanan masyarakat," ujarnya.
"Karena itu, kiai dan santri harus berpolitik, agar sesuai dan bisa menyampaikan aspirasi sesuai nilai keagaaman dan mewarnai pemerintahan," ujar Gus Yusuf.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Yusuf meminta kepada Nur Arifah selaku calon Wakil Bupati Semarang untuk memperhatikan investasi sumber daya manusia.
"Kalau soal infrastruktur dan ekonomi, pak Ngesti tentu sudah paham dan menguasai. Namun soal moral dan akhlak perlu dikuatkan agar Kabupaten Semarang tidak hanya sekadar menjadi daerah yang maju dan makmur, tapi juga barokah," paparnya.