Sopir Bus PO Bontot Ugal-ugalan di Anyer Klaim Bukan Tabrak Lari, Polisi: Pengakuan Sepihak

Sopir Bus PO Bontot Ugal-ugalan di Anyer Klaim Bukan Tabrak Lari, Polisi: Pengakuan Sepihak

CILEGON, KOMPAS.com - Sopir bus PO Bontot Trans, Indro, mengklaim tidak melarikan diri usai menyenggol pengendara motor di Jalan Raya Anyer, Kabupaten Serang, Banten.

"Istilahnya bukan kabur, ini saya sudah berusaha mencari korban," kata Indro, dikutip dari video yang diunggah akun Instagram @infoanyer, Senin (20/1/2025).

Menanggapi hal itu, Kepala Unit Penegakan Hukum Satuan Lalu Lintas Polres Cilegon, Ipda Dwi Maryanto, menilai bahwa yang dilakukan sopir bus merupakan aksi melarikan diri.

Sebab, saat kejadian, sang sopir mengetahui kendaraannya telah menyenggol pengendara motor hingga terjatuh, namun tetap kabur.

Dikatakan Dwi, pengemudi bus Bontot Trans, Indro, panik hingga meninggalkan korban dengan melanjutkan laju kendaraannya pada saat kejadian, Sabtu (18/1/2025) sore.

"Jadi dia itu baru pengakuan sepihak (bukan melarikan diri). Artinya dia belum (dilakukan pemeriksaan). Dia kan baru pengakuan aja kan, itu yang ngaku juga bukan sopir lho (pengurus PO bus)," kata Dwi saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Senin (20/1/2025).

Dwi tidak mempermasalahkan adanya klaim dari pengurus bus yang menyatakan sopir tidak melarikan diri.

Sebab, dari hasil pemeriksaan, sang sopir saat kejadian mengetahui telah menyenggol pengendara motor, Mulyati (57).

Bahkan, usai menyenggol pengendara motor hingga terpental, sopir sempat berhenti di pusat oleh-oleh di Jalan Lingkar Selatan Cilegon.

Itu dilakukan, kata Dwi, sambil menunggu ada warga yang mendatanginya, lalu menghubungi pengurus perusahaan.

"Dia (sopir) itu sebenarnya tahu. Sebenarnya tahu, tahu nyenggol. Cuma memang dia sempat berhenti di Cari Manis (pusat oleh-oleh) karena mungkin panik kali (melarikan diri)," ujar Dwi.

Setelah mengantar penumpang ke daerah Bekasi, Jawa Barat, sang sopir yang diketahui bernama Indro, bersama pengurus PO Bontot Jaya, kembali mendatangi lokasi kejadian.

Kedatangan mereka, lanjut Dwi, dengan tujuan untuk mencari korban sebagai bentuk pertanggungjawaban.

"Iya, bilangnya mau tanggung jawab. Mungkin akan memberikan santunan, mengganti biaya pengobatan, memperbaiki kendaraan yang rusak. Ya, intinya tidak lepas tangan," kata Dwi.

Sumber