Sopir Taksi Online yang Ditonjok Polisi Sempat Ditawari Uang Damai Rp 5 Juta

Sopir Taksi Online yang Ditonjok Polisi Sempat Ditawari Uang Damai Rp 5 Juta

JAKARTA, KOMPAS.com - RF (34), seorang sopir taksi online yang dipukul polisi, mengaku sempat ditawari Rp 5 juta ketika membuat laporan di SPKT Polda Metro Jaya.

Setibanya di SPKT Polda Metro Jaya untuk melapor, dia dibawa ke sebuah ruangan oleh empat orang. Dia menyebutkan, keempat orang itu mengenakan pakaian sipil, bukan kepolisian.

"Pada saat itu ditenangin saya, dikasih makan, minum, dan kemudian ada dua orang membawa saya keluar ruangan dan mereka bilang, ‘Ya sudahlah, Mas, lukanya kan enggak parah, enggak gores, enggak berdarah’. Kemudian damai ajalah katanya. ‘Bilang aja berapa Mas mau?’," kata dia saat ditemui di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Rabu (6/11/2024).

Kepada dua orang itu, RF menyebut dirinya sempat menolak tawaran itu karena hanya ingin membuat laporan. Akan tetapi, dia tetap dipaksa untuk menerima uang tersebut.

Sebab kebingungan, dia menerima tawaran tersebut.

"Terus dibilanglah angka sama dua orang ini, Rp 5 juta gimana? Karena saya udah pusing, kuping saya sakit, saya iya-iyain aja," kata dia.

Akan tetapi, ketika dibawa ke dalam ruangan semula, tawarannya berubah menjadi Rp 2 juta. Dia juga tetap menerimanya karena kondisinya sedang tidak baik.

Dia kemudian diminta untuk membuat surat perdamaian dengan didikte salah satu dari orang-orang di ruangan itu sebelum uangnya dikirim ke rekeningnya.

"Saya disuruh nulis dengan kertas kosong, surat pernyataan yang didikte oleh ibu perempuan berambut panjang. Saya menuliskan saja sesuai instruksi beliau," tambah dia.

Setelahnya, dia batal membuat laporan di SPKT Polda Metro Jaya.

Sepulangnya dari Mapolda Metro Jaya, RF berdiskusi dengan keluarga tentang apa yang dia alami. Kepada keluarga dan rekan sesama komunitas driver, RF menyebut tidak sepenuhnya setuju dengan pemberian uang itu.

Kuasa hukum RF, Roberto Sihotang, menyebut pihak keluarga meminta RF mengembalikan uang tersebut dan mendorongnya membuat laporan baru.

"Tapi setelah itu klien kami menyampaikan kepada rekan-rekan sesama driver, kepada keluarga, bahwa dia tidak terima atas itu semua. Lalu datanglah klien tersebut ke kami. Dia pulang ke rumah, ngobrol sama keluarga, sama istri, segala macam. Keluarganya bilang, ‘Loh, kamu kenapa terima?’," kata Roberto.

Roberto menyebutkan, alasan RF menerima sejumlah uang itu karena sendirian saat membuat laporan sehingga membuat dirinya tidak berdaya menolak apa yang ditawarkan oleh orang-orang itu.

RF awalnya juga sempat menolak hal itu.

"Dan akhirnya karena klien kami hanya sendirian, tidak ditemani siapa pun dan dia dikelilingi oleh beberapa oknum di situ. Klien kami tidak memiliki kemampuan apa pun untuk bisa menolak. Kebetulan klien kami juga usianya masih muda ya, akhirnya merasa pasrah dan takut, dilakukanlah, terjadilah perdamaian tersebut," tambah dia.

Baru pada Jumat (1/11/2024) RF datang ke Mapolres Metro Jakarta Selatan untuk membuat laporan.

Sumber