Sragen Tunda Program Makan Bergizi Gratis, Ini Alasannya
SOLO, KOMPAS.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang direncanakan di sejumlah sekolah di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, belum dapat dilaksanakan hingga Senin (6/1/2025).
Penundaan ini disebabkan belum adanya arahan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait pengoperasian dapur yang disediakan.
Dandim 0725/Sragen, Letkol Inf Ricky Julianto Wuwung menjelaskan bahwa pelaksanaan program MBG akan dimulai setelah menerima petunjuk dari SPPG.
"Hari ini di Sragen belum bisa terlaksana karena menunggu petunjuk dari SPPG. Kemungkinan minggu depan baru operasional," ungkapnya kepada awak media.
Letkol Ricky menambahkan bahwa lokasi dapur utama program ini berada di Komplek Koramil Mojo, Kabupaten Sragen.
"Dapur sudah terbangun 99 persen di Mojo, hanya perlengkapan saja yang belum dilengkapi. Secara umum, dapur sudah bisa beroperasi, termasuk perlengkapan dan tenaga pekerja yang terdiri dari ahli gizi dan kepala dapur," jelasnya.
Dapur dari SPPG direncanakan akan dibangun di setiap kecamatan di wilayah Sragen, disesuaikan dengan jumlah anak sekolah yang akan menerima manfaat program ini, termasuk anak Paud, TK, SD, SMP, SMA, ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan pondok pesantren.
"Setiap kecamatan akan terbangun menyesuaikan jumlah MBG," tambahnya.
Dandim Sragen juga menjabarkan, total kebutuhan MBG di wilayah Kabupaten Sragen, diperkirakan mencapai 12.000 penerima manfaat untuk 20 kecamatan.
"Tidak semua kecamatan memiliki jumlah yang sama. Ada satu kecamatan dengan jumlah banyak dan ada yang sedikit, itu nanti akan disesuaikan dengan survei," jelasnya.
Dia menyebut, menu MBG yang akan disajikan terdiri dari nasi, lauk, sayur, dan susu, dengan perbedaan porsi makanan sesuai dengan kebutuhan masing-masing penerima.
"Menunya kurang lebih sama, tetapi porsinya akan berbeda untuk ibu hamil dan balita. Dari SPPG, ada ahli gizi yang akan menentukan jumlah kalori dan gizi. InsyaAllah, menu yang disajikan akan komplet," tutup Letkol Ricky.