Sri Mulyani dan Airlangga Dorong Optimalisasi INSW untuk Tekan ICOR ke Level 4

Sri Mulyani dan Airlangga Dorong Optimalisasi INSW untuk Tekan ICOR ke Level 4

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong optimalisasi Indonesia Nasional Single Window/INSW yang salah satu tujuannya menekan ICOR ke target angka 4.

INSW yang merupakan sistem penanganan dokumen terkait ekspor impor, akan membuat proses perdagangan internasional menjadi sangat mudah, efektif dan efisien.  

Sri Mulyani menyebutkan perbaikan sistem, integrasi dari kementerian/lembaga (K/L) hingga pelayanan, dapat mengurangi biaya dan waktu serta memberikan kepastian ekspor impor Indonesia yang pada akhirnya akan berdampak pada angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR).  

“Jadi bisa mengurangi biaya dan waktu dan memberi kepastian kepada dunia usaha untuk ekspor-impor. Iya [ini salah satu untuk menurunkan ICOR],” ujarnya kepada media massa usai Rapat Koordinasi INSW, Kamis (12/12/2024).  

ICOR menjadi salah satu prasyarat agar ekonomi Indonesia mampu tumbuh sesuai cita-cita Prabowo Subianto, yakni 8%.  Saat ini, level ICOR yang tinggi masih menjadi tantangan. Pasalnya dengan investasi yang kini sebesar 30% dan ICOR 6,5, wajar jika pertumbuhan ekonomi tertahan di 5%. 

ICOR menunjukkan jumlah investasi yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 1%. Artinya, setiap peningkatan pertumbuhan ekonomi 1% membutuhkan peningkatan investasi infrastruktur sebesar 6,5%.  

Apabila nilai ICOR tak berubah tetap 6,5, untuk mencapai pertumbuhan sesuai target Prabowo Subianto yakni 8%, perlu peningkatan investasi hingga 52%. Padahal jika ICOR lebih rendah seperti negara lain di angka 3, Indonesia hanya perlu pertumbuhan investasi sebesar 19,5%.  

Pada kesempatan yang sama, Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah tengah meningkatkan digitalasasi sistem INSW berguna untuk meningkatkan produktivtias dan membuat penyederhanaan terhadap seluruh entitas usaha, utamnya dari segi perizinan dan biaya kepabeanan.  

Dengan demikian, waktu tunggu kapalnya lebih cepat, barang tidak perlu menumpuk lagi, dan arus moda menjadi lebih lancar. 

Kemudian juga integrasi dari sistem halal kepada INSW di mana diperlukan secara teknis berupa data center di Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) yang memungkinkan traceability dari produk halal. 

Di sisi lain, perbaikan INSW diharapkan dapat menekan biaya logistik yang masih berada di atas 10%, ke level single digit. 

“Perbaikan ini akan sangat berdampak pada penurunan ICOR,” tuturnya. 

Meski demikian, Airlangga dan pihaknya belum melakukan kajian terkait berapa angka ICOR yang dapat dipangkas dari perbaikan INSW tersebut. 

Sumber