Sri Mulyani Downgrade Pertumbuhan Ekonomi 2024 jadi 5%, Tanda Daya Beli Lemah?

Sri Mulyani Downgrade Pertumbuhan Ekonomi 2024 jadi 5%, Tanda Daya Beli Lemah?

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terpantau kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2024 menjadi 5%, dari outlook Laporan Semester sebesar 5,1% dan target awal 5,2%.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet menilai pemangkasan tersebut realistis karena sejalan dengan melemahnya daya beli masyarakat yang tercermin dalam tren deflasi beruntun sejak Mei hingga September 2024.

Alih-alih mengakui tanda-tanda pelemahan ekonomi, Yusuf melihat koreksi tersebut pun bertolak belakang dengan argumen pemerintah yang selalu mengatakan kondisi perekonomian Indonesia saat ini tengah baik-baik saja.

"Indikator seperti deflasi yang terjadi di beberapa bulan pada 2024 tidak dimasukkan sebagai faktor konsiderasi terkait pelemahan daya beli," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (7/1/2024).

Pada dasarnya, Yusuf menjelaskan bahwa kinerja perekonomian tahun lalu dihadapkan pada beberapa permasalahan krusial termasuk di dalamnya melambatnya konsumsi rumah tangga.

Sementara konsumsi rumah tangga menjadi penopang utama yang berkontribusi lebih dari 50% terhadap pertumbuhan ekonomi.

Adapun perlambatan ini disebabkan oleh beberapa indikasi terutama melemahnya daya beli untuk kelompok kelas menengah yang dalam beberapa tahun mengalami penurunan, dan juga beberapa permasalahan seperti melambatnya upah kemudian permasalahan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di beberapa subsektor industri manufaktur.

"Ketika ada permasalahan terhadap komponen-komponen tersebut maka perlambatan pertumbuhan ekonomi menjadi sesuatu hal yang sulit untuk dihindari," lanjutnya.

Bukti lainnya yang menjadi tanda ekonomi lesu, terpantau dari pertumbuhan pajak yang melambat. Realisasi sementara pada 2024 tercatat pajak tumbuh 3,5% (year on year/YoY). Sementara pada 2023, pajak mampu tumbuh hingga 8,88%.

Melihat realisasi pertumbuhan ekonomi sepanjang kuartal pertama hingga tiga pun tampak jelas bahwa terjadi perlambatan ekonomi. Di mana pada kuartal I/2024 ekonomi tumbuh 5,11% (YoY), kemudian kuartal II/2024 tumbuh 5,05%, dan pada kuartal III/2024 sebesar 4,95%.

Untuk itu Yusuf memproyeksikan bahwa ekonomi 2024 berpeluang untuk berada di bawah 5%.

"Kami sendiri memproyeksikan pertemuan ekonomi di tahun 2024 itu akan berada di angka 4,9% hingga 5%," tuturnya.

Adapun dalam konferensi pers realisasi APBN 2024, Sri Mulyani menepis pelemahan daya beli dan mengatakan bahwa permintaan domestik tetap kuat meski di tengah tantangan perekonomian.

Adanya penciptaan lapangan kerja baru juga tetap menopang kinerja fiskal Indonesia pada 2024.

Untuk itu, Bendahara Negara tersebut memproyeksikan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan tahun untuk 2024 akan tetap berada di angka 5%. Sementara realisasinya secara year to date (YtD) hingga kuartal III/2024 mencapai 5,03%.

"Kuartal IV/2024 kami estimasi masih akan ada di 5%. Sehingga untuk keseluruhan tahun pertumbuhannya masih ada di 5%," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (6/1/2025).

Sumber