Stagnasi Depok Bikin Warga Rasional hingga Tumbangkan PKS dari Kejayaan 20 Tahun
DEPOK, KOMPAS.com – Kekalahan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Pilkada Depok 2024 menjadi akhir dari dominasi partai tersebut yang telah berlangsung hampir 20 tahun.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menilai kekalahan ini dipengaruhi oleh pergeseran pola pikir pemilih di Depok yang kini lebih rasional.
“Mereka (warga Depok) merasionalisasi pilihannya. Pemilih mulai bermigrasi dari basis sosiologis ke rasional,” ujar Agung saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/12/2024).
Menurutnya, selama ini pemilih Depok cenderung mengutamakan faktor sosiologis, seperti identitas agama, yang menjadi keunggulan citra PKS.
Namun, pendekatan tersebut mulai kehilangan daya tarik karena masyarakat melihat banyak masalah di Depok yang tak kunjung terselesaikan.
“Warga menyaksikan bagaimana kepemimpinan PKS bergilir dari tahun ke tahun, tapi perkembangan Depok seolah berjalan di tempat,” kata Agung.
Agung menjelaskan, kesadaran akan stagnasi pembangunan membuat pemilih di Depok mulai beralih ke pertimbangan rasional.
“Rasionalitas yang selama ini terbelenggu oleh sisi sosiologis kini benar-benar berdiri atas nama rasionalitas murni,” ungkapnya.
Hal ini, lanjut Agung, membuat warga Depok lebih jernih dalam menilai kebutuhan dan harapan mereka terhadap seorang pemimpin.
“Pemilih kini lebih fokus pada apa yang mereka butuhkan dan apa yang mereka harapkan dari seorang pemimpin,” ujarnya.
Berdasarkan rekapitulasi suara oleh KPU Depok, paslon nomor urut 2, Supian Suri-Chandra Rahmansyah, yang diusung Koalisi Perubahan Depok Maju, berhasil meraih 451.785 suara.
Mereka mengalahkan paslon nomor urut 1, Imam Budi Hartono-Ririn Farabi A Rafiq, yang diusung PKS dan Golkar, dengan perolehan 396.863 suara.
Kemenangan Supian-Chandra menandai berakhirnya dominasi PKS di Depok dan menjadi sinyal perubahan arah politik di kota ini.