Status Gunung Lewotobi Laki-laki Turun ke Level III Siaga
FLORES TIMUR, KOMPAS.com – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan status Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dari level IV awas menjadi level III siaga pada Selasa, 24 Desember 2024.
Penurunan status ini didasarkan pada hasil evaluasi aktivitas vulkanik gunung tersebut selama periode 16-23 Desember 2024.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, mencatat bahwa selama periode tersebut terjadi berbagai jenis gempa, antara lain 4 kali gempa letusan, 134 kali embusan, 83 kali gempa harmonik, 6 kali gempa tornillo, 4 kali gempa low frekuensi, 3 kali gempa vulkanik dangkal, 26 kali gempa vulkanik dalam, 4 kali gempa tektonik lokal, 48 kali gempa tektonik jauh, 1 kali getaran banjir, dan 9 kali tremor menerus dengan amplitudo dominan 2,9 mm.
Pengamatan visual menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki masih fluktuatif.
“Rata-rata tinggi kolom erupsinya 500-1000 meter sama seperti periode sebelumnya,” ujar Wafid dalam keterangannya pada Kamis, 25 Desember 2024.
Material aliran lava baru terpantau mengarah ke bagian timur laut, barat, dan barat laut, serta terdapat material yang berpotensi menjadi lahar di area barat, barat laut, utara, dan timur laut kawah Gunung Lewotobi Laki-laki.
Wafid juga melaporkan bahwa selama periode ini, gempa embusan mengalami kenaikan, dan suara gemuruh lemah terdengar beberapa kali dari Pos PGA Lewotobi Laki-laki.
Asap hembusan terlihat pada area sekitar puncak gunung, yang disebabkan oleh adanya zona alterasi.
"Kejadian ini mirip dengan yang terjadi pada Januari 2024, di mana terdapat zona alterasi pada bagian barat laut puncak yang dapat berpotensi terjadi directed blast atau erupsi langsung searah ke arah barat laut dan timur laut," tambah Wafid.
Meskipun gempa letusan mengalami penurunan, hal ini disebabkan berkurangnya suplai magma dari dalam, sehingga erupsinya berkurang dan lebih dominan embusan.
Gempa harmonik dan tornillo juga mengalami penurunan signifikan, menandakan berkurangnya pergerakan fluida dan pelepasan gas dari magma.
Sementara itu, gempa vulkanik dangkal dan vulkanik dalam menunjukkan penurunan dibandingkan periode sebelumnya, mengindikasikan aktivitas magma dalam kantong magma Gunung Lewotobi Laki-laki sedikit menurun.
Namun, gempa tektonik lokal dan jauh cenderung meningkat, menunjukkan masih adanya suplai dari dalam yang berpengaruh pada aktivitas gunung tersebut.
Wafid menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap kemungkinan peningkatan tiba-tiba pada jumlah gempa tektonik lokal, yang dapat mempengaruhi tinggi letusan atau aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki.
"Material-material yang dikeluarkan dan terendapkan di sekitar gunung dapat berpotensi menjadi lahar apabila terjadi hujan lebat," tutupnya.
Dengan penurunan status ini, masyarakat di sekitar diharapkan tetap waspada dan mengikuti informasi terbaru dari pihak berwenang.