Strategi Fintech Amartha Tangkal Fraud, Andalkan Teknologi
Bisnis.com, JAKARTA — Penyelenggara fintech peer to peer (P2P) lending PT Amartha Mikro Fintek atau Amartha terus berupaya menjaga kualitas portofolio pinjaman sekaligus meminimalkan risiko, termasuk potensi terjadinya fraud.
Vice President (VP) of Public Relations Amartha, Harumi Supit, mengungkapkan strategi utama perusahaan adalah menggabungkan teknologi dengan pendekatan humanis.
“Amartha sebagai penyedia layanan keuangan digital yang inklusif senantiasa berupaya menjaga kualitas portofolio pinjaman melalui pendekatan teknologi dan humanisme,” kata Harumi kepada Bisnis, Kamis (12/12/2024).
Harumi menjelaskan Amartha menerapkan sistem risk-profiling berbasis Artificial Intelligence (AI) yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan segmen akar rumput. Sistem ini mencakup lebih dari 90 indikator, didukung oleh pendampingan dari lebih dari 9.000 tenaga lapangan yang tersebar di 19 provinsi wilayah operasional Amartha.
Menurutnya, pendekatan tersebut berhasil menjaga kesehatan keuangan dan profitabilitas Amartha selama tiga tahun terakhir. “Serta tetap memperhatikan arahan serta kebijakan regulator yang sangat berperan dalam menjaga kesehatan industri secara keseluruhan,” ujarnya.
Amartha pertama kali berdiri pada 2010 sebagai lembaga keuangan mikro yang menyediakan pembiayaan produktif. Pada 2016, Amartha bertransformasi menjadi perusahaan teknologi yang menjangkau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) akar rumput. Memasuki 2024, Amartha memperluas pendampingannya ke UMKM, startup, dan institusi keuangan.
Sejumlah partner institusi Amartha antara lain Superbank, Blu, BNI, dan Bank Nobu. Sementara itu, kolaborasi dengan startup meliputi eFishery, elevarm, BroilerX, dan Agridesa.
Saat ini, Amartha telah menjangkau 50.000 desa di 19 provinsi. Dari sisi UMKM, Harumi menyebutkan sekitar 2,7 juta pelaku usaha telah menerima permodalan dan pendampingan dari Amartha. Total modal usaha yang disalurkan mencapai Rp23,9 triliun dengan tingkat wanprestasi kredit di atas 90 hari (TWP90) masih terjaga di level 2,71%