Supian-Chandra Bakal Evaluasi Proyek Metro Stater Depok yang Mangkrak 6 Tahun
DEPOK, KOMPAS.com - Calon wakil wali kota Depok nomor urut 2, Chandra Rahmansyah mengaku, akan mengevaluasi proyek Metro Stater yang mangkrak enam tahun sejak pertama kali dibongkar pada 2018.
“Pastinya begini, proyek-proyek yang mangkrak seperti ini akan kami evaluasi secara menyeluruh,” kata Chandra kepada Kompas.com, Rabu (18/12/2024).
Evaluasi ini nantinya akan memutuskan bagaimana kelanjutan proyek dan pemanfaatan lahan yang awalnya merupakan Terminal Depok.
“Yang mana harus kita pahami, wilayah ini sebelumnya juga berfungsi sebagai terminal dan ini menjadi hak antara transportasi massal kereta api dengan transportasi berbasis kendaraan roda empat,” ungkap Chandra.
Rencana evaluasi ini berangkat dari ketidakjelasan pengembangan lahan dalam proyek Metro Stater. Akibatnya, hal ini justru merugikan warga dalam memperoleh hak kenyamanan menggunakan transportasi publik.
“Mangkraknya proyek ini jelas merugikan kepentingan warga masyarakat Depok terkait haknya untuk mendapatkan fasilitas layanan publik dalam hal transportasi,” kata Chandra.
Pasalnya, penumpang yang baru saja keluar dari Stasiun Depok Baru terpaksa harus berjalan jauh di akses jalan yang sama dengan angkot dan melintasi jalanan berlubang.
Bahkan, Chandra menyebut, terminal Depok tidak menyediakan ruang tunggu yang nyaman dan aman untuk calon penumpang.
“Kalau sudah malam itu, pas kita turun dari kereta, mau menyambung ke angkutan juga itu harus kena hujan (misalnya), jalannya juga bolong-bolong,” terang Chandra.
Perlu diketahui, wacana pembangunan Metro Stater Depok pertama kali muncul pada masa kepemimpinan Nur Mahmudi Ismail pada 2013.
Namun, proyek ini dimulai dengan menutup dan memindahkan Terminal Depok ke area belakang pada Agustus 2018.
Secara umum, proyek ini akan menyatukan Terminal Depok dengan stasiun dan pusat perbelanjaan termasuk tempat makan, toko buku, dan apartemen.
Tak hanya itu, proyek ini juga merencanakan penyediaan ruang-ruang untuk usaha kecil dan menengah (UMKM).
Tujuannya, memberikan kemudahan bagi masyarakat umum dalam mengakses moda angkutan umum dan berbisnis.
Grand design proyek Metro Stater adalah bangunan bertingkat, yang didalamnya ada pusat perbelanjaan modern dengan terminal di bagian bawahnya.