Supian Singgung Pemkot Depok Eksklusif, Imam Budi: Padahal Mertuanya Dapat Bantuan
JAKARTA, KOMPAS.com - Momen saling sindir pada debat kedua Pilkada Depok 2024 terjadi saat calon wali kota Supian Suri membahas eksklusivitas pemerintah.
Pernyataan itu ia selipkan saat dirinya memaparkan program yang mengatasi persoalan ketahanan keluarga dalam hal kenakalan remaja.
Menurut dia, penyediaan ruang-ruang khusus di berbagai bidang dapat membantu anak muda menyalurkan energi sosialnya yang dinilai ada di tingkat eksplorasi tinggi.
“Jangan sampai gara-gara beda dukungan karena afiliasi partai yang berbeda, ruang itu ditutup untuk bisa menjadi bagian dari pemerintah,” kata Supian dalam debat di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024).
Mendengar hal itu, Imam lekas mengambil alih mic untuk menanggapi pernyataan tersebut.
“Ini ditutup ruangnya katanya, padahal mertuanya dapat bantuan bimroh (bimbingan rohani),” timpal Imam, menanggapi pernyataan Supian.
“Sekali lagi mohon tidak mengungkapkan masalah kelompok,” sambung dia.
Hal itu mengundang sorak sorai dari para pendukung paslon nomor urut 1 yang hadir di lokasi.
Sementara Supian terdiam dan terus menunjukkan senyumnya.
Selain menyinggung eksklusivitas Depok, Supian juga menuturkan harapannya agar Pemkot bisa hadir di tengah masyarakat dan mendengar apa yang menjadi harapan mereka.
“Kami tentang hal ini, benar-benar berharap, pemerintah hadir memberikan perhatian buat seluruh anak-anak muda kita karena mereka punya tanggung jawab atas masa depan bangsa kita,” ujar Supian sebelum waktu menjawab habis.
Sebagaimana diketahui, ada dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota yang berlaga pada Pilkada Kota Depok 2024.
Paslon nomor urut 1 yaitu Imam Budi Hartono-Ririn Farabi A Rafiq. Keduanya diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Golongan Karya (Golkar).
Pasangan calon nomor urut 2 yakni Supian Suri-Chandra Rahmansyah. Paslon ini diusung Koalisi Perubahan Depok Maju yang terdiri dari Partai Gerindra, PDI-P, PKB, Partai Demokrat, PPP, Partai Nasdem, PAN, Partai Gelora, Partai Perindo, Partai Ummat, Partai Buruh, dan PSI.