Suriah Membara! AS dan Rusia Sama-sama Serukan Warganya Segera Angkat Kaki
Otoritas Amerika Serikat (AS) merilis imbauan yang menyerukan setiap warga negaranya untuk segera meninggalkan wilayah Suriah, yang kembali memanas beberapa waktu terakhir saat pasukan oposisi bertempur sengit melawan pasukan pemerintah di bawah Presiden Bashar al-Assad.
Seruan serupa juga dirilis oleh otoritas Rusia, yang juga mengimbau setiap warganya di Suriah untuk meninggalkan negara tersebut sesegera mungkin.
Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (7/12/2024), menyerukan warga negaranya yang ada di Suriah untuk segera meninggalkan negara tersebut "selagi opsi komersial masih tersedia".
"Situasi keamanan di Suriah terus bergejolak dan tidak dapat diprediksi dengan adanya bentrokan aktif antara kelompok-kelompok bersenjata di seluruh negara tersebut," sebut Departemen Luar Negeri AS dalam peringatan keamanan yang dirilis via media sosial pada Jumat (6/12) waktu setempat.
"Departemen Luar Negeri mendesak warga negara AS untuk meninggalkan Suriah sekarang saat opsi komersial masih tersedia di Damaskus," cetus peringatan keamanan tersebut.
"Warga negara AS yang memilih untuk tidak meninggalkan Suriah atau tidak dapat pergi harus mempersiapkan rencana darurat untuk situasi darurat dan bersiap untuk berlindung di tempat tertentu untuk waktu yang lama," imbuh peringatan keamanan Departemen Luar Negeri AS itu.
Dalam pernyataan terpisah, Kedutaan Besar Rusia di Damaskus merilis imbauan pada Jumat (6/12) waktu setempat, yang isinya menyarankan setiap warga negaranya yang ada di wilayah Suriah "untuk meninggalkan negara tersebut dengan penerbangan komersial melalui bandara yang beroperasi".
"Kedutaan Besar Rusia di Damaskus mengingatkan warga negara Rusia yang tinggal di SAR (Republik Arab Suriah) tentang kemungkinan meninggalkan negara tersebut menggunakan penerbangan komersial melalui bandara-bandara yang beroperasi," demikian imbauan Kedubes Rusia di Damaskus, seperti dilansir The Moscow Times.
Lihat Video PBB Desak Pertumpahan Darah di Suriah Segera Dihentikan
[Gambas Video 20detik]
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Dalam pernyataan via saluran Telegram resminya, misi diplomatik Rusia di Suriah menggambarkan pergerakan kelompok oposisi selama lebih dari sepekan terakhir di negara tersebut sebagai "situasi militer dan politik yang sulit", yang bisa mempersulit upaya meninggalkan negara tersebut di masa mendatang.
Pasukan oposisi yang dipimpin kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) mulai melancarkan serangan di wilayah utara Suriah pada 27 November lalu, dalam upaya menggulingkan rezim Assad yang pemerintahannya didukung Rusia dan Iran.
Dalam waktu sepekan, dan untuk pertama kalinya sejak konflik sipil pecah tahun 2011 lalu, pasukan oposisi berhasil merebut Aleppo – kota terbesar kedua di Suriah – dan merebut wilayah Hama. HTS menggambarkan pertempuran melawan pasukan pemerintah Suriah dalam merebut Hama sebagai "pembebasan total kota tersebut".
Laporan kelompok pemantau perang Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, menyebut HTS kini berada di gerbang kota Homs. Kementerian Pertahanan Suriah membantah laporan yang menyebut pasukan pemerintah telah ditarik mundur dari Homs.
Jatuhnya kota Homs ke tangan pasukan oposisi akan berarti memutuskan pusat kekuasaan di Damaskus dengan area pantai Mediterania.
Lihat Video PBB Desak Pertumpahan Darah di Suriah Segera Dihentikan
[Gambas Video 20detik]