Suriah Membara, China Serukan Warganya Segera Angkat Kaki!
Kedutaan Besar (Kedubes) China merilis pemberitahuan mendesak yang menyerukan warga negaranya untuk meninggalkan Suriah "sesegera mungkin". Imbauan ini dirilis saat pasukan oposisi bersenjata terus melanjutkan serangan mereka terhadap pasukan pemerintah di bawah Presiden Bashar al-Assad.
Oposisi yang dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) berhasil merebut kota Hama di Suriah bagian tengah pada Kamis (5/12) waktu setempat, beberapa hari setelah merebut pusat komersial Aleppo.
Mereka melancarkan serangan selama lebih dari seminggu terakhir, yang dimulai bertepatan dengan gencatan senjata berlangsung antara Israel dan kelompok Hizbullah, sekutu Assad, di Lebanon.
"Saat ini, situasi di Suriah bagian barat laut semakin meningkat, dan situasi keamanan secara keseluruhan semakin memburuk," sebut Kedubes China dalam imbauannya yang disampaikan via akun WeChat resmi mereka, seperti dilansir AFP, Jumat (6/12/2024).
"(Kedubes) Mengimbau warga negara China di negara tersebut untuk memanfaatkan penerbangan komersial yang tersedia untuk pulang atau meninggalkan negara tersebut sesegera mungkin," cetus Kedubes China.
Ditambahkan oleh Kedubes China dalam pernyataannya bahwa mereka yang memilih tetap tinggal di Suriah "mungkin menghadapi risiko keamanan yang sangat tinggi dan potensi keterlambatan dalam menerima bantuan".
Sementara Rusia dan Iran menjadi pendukung terdekat rezim Assad di Suriah dalam beberapa tahun terakhir, hubungan China dengan negara tersebut telah berkembang.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
China merupakan salah satu dari segelintir negara di luar kawasan Timur Tengah yang dikunjungi Assad sejak perang sipil berkecamuk di Suriah tahun 2011 lalu.
Dalam kunjungan tahun 2023 lalu, Presiden China Xi Jinping dan Assad mengumumkan "kemitraan strategis" antara kedua negara.
Kementerian Luar Negeri China, pada Senin (2/12) waktu setempat, menegaskan pihaknya "mendukung upaya Suriah untuk menjaga keamanan dan stabilitas nasional". Beijing juga menegaskan "bersedia melakukan upaya-upaya positif untuk mencegah memburuknya situasi lebih lanjut".