Suriah Mendidih! Pemberontak Terus Bergerak, Puluhan Ribu Orang Ngungsi
Puluhan ribu orang mengungsi dari wilayah Homs, kota terbesar ketiga di Suriah, saat pasukan pemberontak yang menentang rezim Presiden Bashar al-Assad semakin bergerak mendekat.
Kebanyakan warga yang mengungsi itu, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (6/12/2024), merupakan anggota komunitas minoritas Alawite yang dipimpin Assad, yang takut pasukan antipemerintah akan terus bergerak maju di area Homs.
Homs diketahui berjarak hanya 40 kilometer di sebelah selatan Hama, yang berhasil direbut pasukan oposisi pada Kamis (5/12) waktu setempat.
Para analis memperkirakan para petempur oposisi, yang dipimpin kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), akan bergerak menuju ke kota Homs, yang merupakan penghubung utama antara Damaskus dan jantung komunitas Alawite di pantai Mediterania.
Kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, melaporkan "eksodus massal warga Alawite dari area Homs, dengan puluhan ribu orang bergerak menuju ke pantai Suriah, karena takut akan pergerakan maju para pemberontak".
Salah satu warga yang mengungsi, Khaled, menuturkan kepada AFP bahwa "ruas jalanan menuju Provinsi Tartus bersinar… karena lampu dari ratusan mobil yang bergerak keluar."
Pada April 2014 lalu, sedikitnya 100 orang yang kebanyakan warga sipil tewas dalam dua serangan di Homs yang menargetkan warga Alawite. Serangan itu diklaim oleh Al-Nusra Font, cabang Al-Qaeda di Suriah, yang sebelumnya dipimpin Abu Mohammed al-Jolani, yang kini memimpin HTS.
Jolani mengumumkan kelompoknya telah memutuskan hubungan dengan Al-Qaeda tahun 2016lalu, dan Al-Nusra Front dibubarkan pada tahun berikutnya, untuk digantikan oleh komponen kunci HTS.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Seorang warga setempat lainnya, Haidar (37), yang tinggal di area mayoritas Alawite, menuturkan kepada AFP melalui sambungan telepon bahwa "ketakutan adalah payung yang menyelimuti Homs sekarang".
"Saya tidak pernah melihat pemandang seperti ini seumur hidup saya. Kami sangat ketakutan, kami tidak tahu apa yang terjadi untuk satu jam ke depan hingga berikutnya," ucapnya.
Dia berhasil mengirimkan orang tuanya ke Tartus, namun belum menemukan mobil untuk membawa dirinya dan sang istri mengungsi "karena tingginya permintaan". "Ketika kami mendapatkan mobil, kami akan berangkat secepat mungkin ke Tartus," tutur Haidar.
Provinsi Tartus, yang menjadi lokasi pangkalan Angkatan Laut Rusia, sekutu Assad, di wilayah Suriah, cenderung aman selama perang berkecamuk selama 13 negara tahun terakhir di negara tersebut.