Tabur Bunga di Teluk Jakarta: Mengenang Perjuangan Saat Pertempuran Laut Arafuru...
JAKARTA, KOMPAS.com - TNI Angkatan Laut (AL) mengenang peristiwa pertempuran laut yang terjadi di tiga wilayah, yakni Laut Balikpapan, Ambon, dan Arafuru, 63 tahun lalu, di atas kapal perang Republik Indonesia (KRI) Radjiman Wedyodiningrat-992, Rabu (15/1/2025).
Peristiwa pertempuran laut yang terjadi pada 15 Januari 1962 tersebut diperingati dengan nama Hari Dharma Samudera.
Kompas.com berkesempatan mengikuti jajaran TNI AL memeringati Hari Dharma Samudera 2025, sejak pagi hingga siang.
KRI Radjiman Wedyodiningrat-992 lepas jangkar dari Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Jakarta Utara sekitar pukul 08.00 WIB.
Butuh waktu sekitar 16 menit berlayar sampai ke Teluk Jakarta.
Di tengah lautan, KRI Radjiman menggelar upacara peringatan Hari Dharma Samudera.
Panas terik laut Jakarta tak menghalangi semangat para peserta upacara.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali yang menjadi Inspektur Upacara menempati posisinya.
Pembawa acara menjelaskan sejarah singkat kisah pertempuran laut yang kemudian diperingati dengan nama Hari Dharma Samudera itu.
Ada nama Komodor Yos Sudarso yang merupakan pimpinan KRI Macan Tutul turut disebut dalam peristiwa perjuangan mempertahankan kedaulatan laut NKRI ini.
Yos Sudarso diketahui gugur setelah berjuang melawan Belanda pada pertempuran laut Arafuru, untuk mempertahankan perairan Irian Barat.
Suasana khidmat pun dimulai ketika Komandan Upacara melaporkan kepada Inspektur Upacara bahwa upacara siap dilaksanakan.
Pukul 08.35 WIB, pelaksanaan tabur bunga dimulai dari KSAL yang melemparkan karangan bunga disusul tabur bunga.
Karangan bunga dan bunga-bunga mawar itu pun kini tenggelam bersatu dengan lautan.
Tak ada bunyi-bunyian apa pun ketika pelaksanaan tabur bunga.
Semua tampak hening untuk menghormati para pahlawan pendahulu prajurit TNI AL yang gugur saat bertugas.
Tabur bunga juga dilakukan oleh jajaran pejabat tinggi TNI AL seperti Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI, Laksdya TNI Irvansyah hingga Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda TNI Fauzi.
KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA Upacara peringatan Hari Dharma Samudera 2025 oleh TNI Angkatan Laut (AL) di atas KRI Radjiman Wedyodiningrat-992, Rabu (15/1/2025).
KSAL, dalam sambutannya di atas KRI Radjiman Wedyodiningrat-992, mengungkapkan Hari Dharma Samudera begitu memberikan semangat daya juang bagi seluruh prajurit Jalasena, sebutan untuk prajurit TNI AL.
"Pesan moral bagi kita sebagai generasi penerus adalah untuk meneladani semangat juang para pendahulu dan diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas hari-hari," kata KSAL dalam sambutannya.
Kepada seluruh jajaran TNI AL, Muhammad Ali mengingatkan bahwa sejarah telah mencatat semangat pantang menyerah dan pengorbanan prajurit TNI AL yang berjuang mempertahankan kedaulatan negara, 63 tahun lalu.
Maka dari itu, ia pun berpesan agar seluruh prajurit Jalasena terus menegakkan kedaulatan laut Indonesia di mana pun mereka bertugas.
"Oleh karena itu, kedaulatan wilayah laut harus dijaga dengan sepenuh hati, bahkan jika perlu harus dibayar dengan jiwa dan raga," pesan Laksamana TNI Muhammad Ali.
Di atas kapal tersebut, tak cuma pejabat tinggi TNI AL yang terlihat.
Ada juga puluhan prajurit muda TNI AL yang ikut serta dalam perjalanan KRI Radjiman Wedyodiningrat-992 memeringati Hari Dharma Samudera 2025.
Lantas, seperti apa mereka memaknai Hari Dharma Samudera ini?
Prajurit TNI AL dari satuan Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) bernama Elvira mengaku semakin yakin mengedepankan semangat daya juang sebagai prajurit.
Bukan tanpa alasan, menurutnya, semangat daya juang merupakan warisan dari para pendahulunya di TNI AL.
"Dalam rangka memeringati Hari Dharma Samudera tahun 2025 ini, saya sebagai Korps Polisi Militer Angkatan Laut, dan mewakili seluruh Kowal (Korps Wanita Angkatan Laut) dari Sabang sampai Merauke tetap memperjuangkan daya semangat dari perjuangan pahlawan-pahlawan terdahulu," ungkap Elvira ditemui Kompas.com, Rabu siang.
Salah satu pengalaman menarik yang dia ceritakan selama menjadi prajurit TNI AL adalah ketika bertugas di Lebanon.
Sebagai Satgas Maritime Task Force (MTF), Elvira mengaku dikirim sebagai pasukan perdamaian ke Lebanon pada 2019.
Meski tak memerinci pengalamannya secara detail, Elvira mengatakan pengalaman di Lebanon terlalu menarik.
"Terlalu menarik dan terlalu ekstrem juga. Tapi ya berkesan lah, senang dinas di sana," imbuh dia.
Sementara, prajurit TNI AL lainnya, yakni Muhammad Rahul, menambahkan, dirinya juga senada dengan Elvira soal daya juang.
Semangat daya juang itu akan terus diimplementasikannya melalui kedisiplinan hingga profesionalitas ketika bertugas.
"Saya juga tetap menjalankan tugas secara profesional, memelihara kedisiplinan, menjalankan segala tugas. Saya selalu siap ditugaskan di mana saja," tegas Rahul saat ditemui Kompas.com.