Tak Ada Motif Ekonomi dan Kejahatan dalam Tawuran Remaja, Pengamat: Cari Panggung
JAKARTA, KOMPAS.com - Tawuran antar kelompok remaja di Jakarta Timur kembali mencuat setelah satu remaja dilaporkan tewas akibat terkena sabetan senjata tajam.
Tawuran berulang ini kembali terjadi di depan Mall Bassura, Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Jakarta Timur, 2 Januari 2025.
Menurut pengamat sosial dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, tak ada motif ekonomi ataupun kejahatan dalam fenomena remaja yang kerap terjadi.
"Motivasi mereka adalah mencari identitas," ungkap Devie saat diwawancarai Kompas.com Rabu (8/1/2025).
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak dan remaja sebelum usia 24 tahun, otaknya belum berkembang sempurna. Artinya, kata dia, mereka belum mampu memilah mana yang baik dan buruk.
Menurut Devie, pola pikir remaja yang belum terbentuk secara sempurna seringkali mengakibatkan keputusan yang salah.
"Mereka memiliki keleluasaan waktu dan energinya sedang berkembang. Hal ini membuat mereka mencari perhatian, panggung, dan pujian," ujarnya.
Devie juga menyoroti kurangnya kegiatan positif di sekolah dan lingkungan yang mendorong remaja untuk mencari kelompok di jalanan.
"Akhirnya mereka mencari tiga P (perhatian, panggung, dan pujian) di jalanan, karena hanya jalanan yang punya potensi untuk memeluk mereka," ucap dia.
Dia menekankan, tawuran yang dilakukan remaja berpotensi membahayakan masyarakat.
"Ini menjawab kenapa tindakan mereka bisa sangat tidak manusiawi dan semakin mengerikan," ucap Devie.
"Semakin mengerikan tindakan mereka, semakin besar pujian, perhatian, dan panggung yang akan diperoleh," kata dia lagi.
Sebelumnya, tawuran antarwarga kembali pecah di depan Apartemen Bassura di Jalan Basuki Rahmat , Jatinegara. Satu orang tewas karena terkena sabetan senjata tajam.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary mengungkapkan, polisi menerima informasi korban tewas akibat tawuran di RS Premier Jatinegara sekitar pukul 02.00 WIB.
"Petugas Polres Metro Jakarta Timur dan Polsek Jatinegara langsung mengecek korban yang berada di IGD," katanya dalam keterangan tertulis pada Kamis (2/1/2025).
Korban, yang diidentifikasi oleh teman-temannya sebagai seorang pembegal, dibawa ke rumah sakit oleh saksi E.
"Korban masuk ke RS Premier Jatinegara pukul 00.55 WIB dengan diantar oleh saksi E yang menurut keterangannya orang tersebut adalah korban begal. Kemudian diterima oleh saksi US untuk selanjutnya dibawa ke ruang IGD," jelas Ade.
Namun, sayangnya, sekitar sepuluh menit setelah tiba, korban dinyatakan meninggal oleh dokter jaga.
"Dinyatakan meninggal oleh dokter jaga pukul 01.05 WIB. Sekitar pukul 04.00 WIB jenazah korban dibawa ke RS Polri guna pemeriksaan lebih lanjut," tambahnya.