Tak Ada Polisi di Pos Pantau Saat Tawuran Pecah di Jatinegara, Polres Jaktim: Anggota Terbatas

Tak Ada Polisi di Pos Pantau Saat Tawuran Pecah di Jatinegara, Polres Jaktim: Anggota Terbatas

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabag Ops Polres Metro Jakarta Timur (Jaktim) AKBP Rachmat Eko mengungkap alasan tidak adanya polisi yang berjaga di pos pantau Bassura Jalan Basuki Rahmat, Jatinegara, saat tawuran pecah pada Kamis (2/1/2025).

Menurut Eko, saat itu petugas kepolisian terbatas. Sebab, sebelumnya petugas melakukan pengamanan ekstra pada Natal 2024 dan tahun baru 2025. 

"Ya mungkin pada saat itu anggota sedang melakukan pergantian jaga, karena anggota kita pun terbatas. Kita sudah all out di kegiatan pengamanan untuk Natal dan tahun baru juga," kata Eko di kantor Wali Kota Jakarta Timur, Rabu (8/1/2025).

Eko mengaku, pihaknya sudah mengidentifikasi wilayah-wilayah di Jakarta Timur yang rawan tawuran. Di wilayah-wilayah tersebut dilakukan penjagaan oleh polisi, TNI, serta Satpol PP.

Menurut Eko, titik-titik tersebut hingga kini masih dijaga ketat oleh aparat keamanan. 

"Memang tidak ada alasan bahwa itu tidak dijaga, tetap kita jaga, karena sudah kita identifikasi daerah-daerah tersebut, sudah kita buatkan pos juga, termasuk yang di Bassura itu. Sampai saat ini masih dijaga, itu dari unsur tiga pilar juga, dari Satpol PP juga ada," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, tak ada polisi yang berjaga di pos pantau sekitar Mal Bassura, Jenderal Basuki Rachmat, Jakarta Timur saat terjadinya tawuran, Kamis (2/1/2025) dini hari.

Pos pantau itu didirikan polisi usai terjadinya tawuran di Bassura pada Januari 2024.

"Nah yang malam kedua (tahun baru) sepi, mungkin pada capek jadi kecolongan, di sana kok bisa menyerang, warga masalahnya apa enggak mengerti," ucap Sugianto (60) warga RT 06 Cipinang Besar Utara, saat ditemui, Minggu (5/1/2025).

Sugianto tinggal di dekat jembatan penyeberangan orang (JPO), Jalan Jenderal Basuki Rachmat.

Menurut dia, saat malam tahun baru, sekitar Mall Bassura dijaga oleh sejumlah aparat untuk mengantisipasi tawuran.

"Tahun barunya itu (pos pantau) sudah penuh penjagaan ada polisi, ada Brimob juga, terus dari Satpol PP, semua dari PPSU sampai lurahnya ikut jaga semaleman," ungkap Sugianto.

Namun, saat Kamis dini hari, polisi tak terlihat berjaga di lokasi. Begitu tawuran di Bassura pecah, polisi baru mendatangi lokasi.

Polisi sempat menembakkan gas air mata untuk membubarkan warga yang tawuran.

"Warga sana itu melawan semua, makanya mungkin saking kesalnya kali polisi kan dilempari botol kaca akhirnya dikeluarkan itu gas air mata, lalu pada mundur," ucap Sugianto.

Sumber