Tak Hanya Anak Sekolah, Makan Bergizi Gratis Disarankan Bisa Diperkenalkan di Perguruan Tinggi

Tak Hanya Anak Sekolah, Makan Bergizi Gratis Disarankan Bisa Diperkenalkan di Perguruan Tinggi

JAKARTA, KOMPAS.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang awalnya ditujukan untuk siswa anak-anak sekolah, kini menuai usulan untuk diperluas.

Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah menyarankan agar program Makan Bergizi Gratis tidak hanya mencakup siswa sekolah dasar, tetapi juga menjangkau mahasiswa.

“Tidak hanya anak SD, SMP, atau PAUD, tetapi mungkin mahasiswa juga perlu. Banyak mahasiswa yang kos dan mengharapkan makan siang gratis,” ungkap Trubus saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/1/2025).

Ia menambahkan, mahasiswa sebagai kelompok yang rentan secara ekonomi sering kali kesulitan memenuhi kebutuhan makan bergizi.

Dengan adanya program seperti MBG, pemerintah bisa membantu kelompok ini untuk tetap fokus belajar tanpa dibebani persoalan asupan nutrisi.

Namun, Trubus menekankan bahwa perluasan cakupan ini memerlukan evaluasi tata kelola yang matang.

“Evaluasi ini penting agar MBG bisa diterapkan bertahap dengan tepat sasaran,” kata Trubus.

Sebelumnya diberitakan, Trubus mengusulkan pelibatan masyarakat lokal yakni ibu-ibu PKK dan posyandu dalam penyelenggaraan program MBG di tingkat sekolah.

Dengan melibatkan mereka, makanan yang disajikan bisa lebih sesuai dengan selera masyarakat setempat sekaligus meningkatkan partisipasi komunitas lokal.

“Kalau yang masak itu orang sekitar sekolah atau daerah itu sendiri, sudah pasti lebih terukur sesuai standar gizi. Tidak perlu lagi menggunakan katering besar,” kata Trubus.

Usulan Trubus mengenai evaluasi program Makan Bergizi Gratis itu tak lepas dari penyataan Kepala Sekolah SD Angkasa 5, Yuliani (49) yang menilai jam MBG sangat berdekatan dengan waktu sarapan anak-anak.

"Pelaksanaannya terlalu dekat dengan waktu makan pagi anak-anak. Mereka masuk pukul 07.00 WIB dan memulai kegiatan belajar. Sekitar pukul 08.00 WIB sudah ada program MBG, sedangkan waktu istirahat kelas kecil pukul 09.00 WIB," jelas Yuliani, Selasa (7/1/2025).

Ia mencatat, beberapa siswa, terutama kelas kecil, sulit menghabiskan makanannya karena mereka sudah sarapan atau minum susu di rumah.

"Kami tetap mengimbau orang tua untuk membawakan bekal, supaya anak-anak punya cadangan makanan jika menu MBG tidak sesuai dengan selera mereka," kata Yuliani.

Sumber