Tak Mampu Bayar, Keluarga Pria yang Tewas di Muara Baru Bayar Visum Pakai Uang Takziah
JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga P (32), pria yang jasadnya ditemukan mengambang di Muara Baru, Jakarta Utara, sempat menolak jasad korban divisum karena tak mempunyai biaya.
"Kita menolak karena katanya biaya dari kita semua makanya saya bertanya dulu," ucap istri P, Lisa (28) saat diwawancarai Kompas.com di kediamannya, Muara Baru, Jakarta Utara, Senin (6/1/2025).
Sebab, saat sampai di Pos Polairud Muara Baru, polisi diduga bilang ke keluarga korban bahwa semua biaya visum harus ditanggung pribadi.
"Pas kita sampai Pos Polairud kita menanggung semua biaya. Kita kemarin nanya untuk otopsi dalam itu sekitar Rp 4 juta lebih, berhubung kita enggak bisa yang itu, kita ambil otopsi luar saja sekitar Rp 1,9 juta," terang Lisa.
Karena hal itu, keluarga P sempat menolak untuk divisum karena keterbatasan biaya. Namun, karena adanya uang takziah dari para tetangga, keluarga korban mau membayar visum.
"Pakai uang takziah dari Pak RT sebesar Rp 2,4 juta. Bayar administrasinya sama total visum luar itu habis Rp 4,5 juta," ungkap Lisa.
Karena yang takziah hanya Rp 2,4 juta, sisanya Lisa meminjam uang agar suaminya bisa divisum.
Saat tiba di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), polisi langsung menyerahkan proses pembayaran ke keluarga.
"Jadi, penyidiknya di luar, kita yang masuk ke dalam. Mereka bilang kalau biaya dari kita semua," pungkas Lisa.
Sebelumnya, jasad P (29) ditemukan mengambang di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara, Jumat (3/1/2024).
P pertama kali ditemukan oleh nelayan yang tengah mencari ikan sekitar pukul 9.42 WIB.
"Yang menemukan warga sekitar dan nelayan yang sedang menjaring ikan," kata salah seorang saksi bernama Muhammad Ridho (19) saat diwawancarai Kompas.com, Jumat.
P ditemukan dalam keadaan utuh dengan pakaian lengkap, namun sudah membengkak.
Awalnya, P diduga tewas karena kecelakaan akibat terpeleset. Namun, setelah dilakukan otopsi, diduga terdapat luka tusuk di bagian rusuk korban.
"Ada luka seperti ditusuk di bagian rusuk," terang Ridho.
