Tak Sesuai Standar, Pabrik Pengolahan Besi di Bekasi Disegel Kementerian LH
Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menyegel pabrik pengolahan besi PT Sumber Abadi Steel (SAS) di Bekasi, Jawa Barat. Penyegelan dilakukan sebab PT SAS tidak memiliki syarat-syarat seperti persetujuan dan lingkungan hingga kajian teknis.
Hanif menyegel PT SAS bersama jajarannya pada Senin (4/11/2024). Pabrik langsung diberi garis pembatas dan plang peringatan dilarang melakukan aktivitas.
"Hari ini kami atas nama undang-undang menyegel tempat ini. Kemudian dalam waktu segera kami akan memanggil yang bersangkutan untuk dimintai keterangannya," ujar Hanif Faisol kepada wartawan seusai meninjau pabrik PT SAS.
Hanif melihat tidak ada standar baku pengolahan yang diterapkan oleh pabrik maupun para pekerjanya. Limbah-limbah besi hasil pengolahan dibiarkan begitu saja.
"Limbah-limbah yang lain juga tidak dilakukan dengan, ya intinya sembrono gitu. Dan ini contoh-contoh yang sebenarnya tidak boleh dilakukan," jelasnya.
Dia menyimpulkan jika kegiatan operasional PT SAS sangat berbahaya. Dia khawatir para pekerja akan jadi korban kecelakaan kerja jika dibiarkan.
"Dari sisi tenaga kerjanya juga kita lihat tidak ada terlindungi sama sekali. Saya tidak tahu apakah korban berjatuhan atau seperti apa. Tetapi dampak buat kita sangat besar," ungkapnya.
Hanif menilai, buruknya pengolahan besi dan limbah PT SAS dapat menyebabkan penyakit untuk masyarakat sekitar.
"Tadi teman-teman sudah langsung melihat bagaimana proses kerjanya sangat berbahaya buat lingkungan kita. Saya rasa PM (particulate matter) 2,5 nya sangat cukup besar. Ini benar-benar mematikan kita," sambungnya.
Dia pun berharap dengan peninjauan serta penyelidikan nantinya akan diketahui siapa yang harus bertanggung jawab. Hanif menegaskan tidak akan ada sanksi ringan dalam perkara ini.
"Saya tentu tidak menafikan bahwa pencemaran yang dia telah lakukan telah banyak tentu menimbulkan korban. Ini saya akan kejar pidananya maupun perdatanya buat biaya yang cukup tinggi. Sanksi ya akan kita berikan. Sepertinya kalau lihat kondisi ini, sanksi kami tidak akan lunak," katanya.
"Kami akan sangat keras sekali. Hanya lihat contoh yang berbahaya sajalah. Contoh baiknya hampir kita tidak lihat. Kalau saya sebagai menteri, kesimpulan saya sebaiknya ini ditutup. Tapi saya tidak mau mendahului penyelidikan," imbuhnya.
Hanif berharap mendapat dukungan dari aparat masyarakat untuk menindaklanjuti masalah ini. Upaya ini agar semua bisa menjaga lingkungan lebih baik.
"Dilakukan secara ramah lingkungan juga masih ada untung kok. Masih ada keuntungan yang ada di sana. Kenapa harus seperti ini? Kami agak kecewa dan kami akan serius untuk menindaklanjuti kasus ini Sampai di tingkat pemimpinnya," ujarnya.