Tak Setuju Rencana Libur Sekolah Selama Ramadhan, Orangtua: Takut Anak Ikut Tawuran

Tak Setuju Rencana Libur Sekolah Selama Ramadhan, Orangtua: Takut Anak Ikut Tawuran

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pemerintah meliburkan siswa SD hingga SMA selama bulan Ramadhan 1446 Hijriah menuai penolakan dari orangtua murid, salah satunya Mario (35).

Mario mengaku tak setuju dengan rencana libur sekolah selama Ramadhan karena khawatir anaknya nanti malah melakukan tawuran.

"Kan bisa terlibat tawuran antar kampung," ucap Mario (35) orangtua di Tanjung Priok, Jakarta Utara, saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (16/1/2025).

Menurut Mario, anak-anak menjadi tidak ada kegiatan di rumah apabila mereka libur selama Ramadhan.

Di sisi lain, ia menilai biaya sumbangan pembinaan pendidikan atau SPP anaknya tetap harus dibayar sekalipun sekolah libur sebulan penuh.

"Kalau anak negeri mah setuju aja karena enggak ada uang SPP yang dibayarkan, kalau swasta kan bayar," ungkap dia.

Berbeda dengan Mario, orangtua lain bernama Arip (45), warga Cilincing, Jakarta Utara, justru setuju apabila anak sekolah libur satu bulan saat Ramadhan.

"Kalau saya setuju aja," kata Arip, Kamis.

Arip menilai, anak-anak tetap bisa berkegiatan positif di lingkungan meski tengah libur sekolah.

Ia pun berharap agar guru-guru di sekolah tetap bisa memberikan tugas selama anak-anak berada di rumah.

Senada dengan Arip, Supriyati (52), orangtua di Manggarai, Jakarta Selatan, juga setuju dengan rencana libur sekolah satu bulan.

"Alhamdulillah, sebagai orangtua sangat setuju sekali, karena kalau sekolah kasihan anak-anak bangun malam buat sahur, tidur lagi sebentar yang ada bikin pusing kepala," ungkap Supriyati.

Supriyati mengaku tak khawatir apabila anak-anaknya nanti terlibat tawuran saat libur panjang.

"Itu semua tergantung dari pengawasan orangtua masing-masing," tutur Supriyati.

Untuk diketahui, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyebut, ada tiga opsi yang dipertimbangkan pemerintah terkait libur sekolah selama bulan Ramadhan tahun ini.

"Pertama, libur penuh selama Ramadhan dengan kegiatan keagamaan. Kedua, libur sebagian, seperti awal Ramadhan libur beberapa hari dan masuk kembali hingga menjelang Idul Fitri. Ketiga, sekolah tetap masuk penuh seperti biasa," kata Abdul Mu’ti di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (13/1/2025).

Sementara itu, wacana libur sekolah saat Ramadhan 2025 pertama kali diungkapkan Wakil Menteri Agama (Wamenag), Romo HR Muhammad Syafi’i.

Kebijakan serupa pernah diterapkan pada era pemerintahan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), di mana sekolah diliburkan selama satu bulan penuh saat Ramadhan.

Sumber