Tanda Tanya Kelanjutan Nasib Proyek Metro Stater Depok yang Mangkrak 6 Tahun

Tanda Tanya Kelanjutan Nasib Proyek Metro Stater Depok yang Mangkrak 6 Tahun

DEPOK, KOMPAS.com - Proyek Metro Stater Depok yang mangkrak sejak pembongkaran terminal pada tahun 2018 terus menimbulkan tanda tanya mengenai kelanjutan proyek ini ke depan.

Wacana pembangunan Metro Stater Depok pertama kali muncul pada masa kepemimpinan Nur Mahmudi Ismail pada tahun 2013.

Namun, proyek tersebut baru dimulai dengan penutupan dan pemindahan terminal Kota Depok ke area belakang pada Agustus 2018.

Secara umum, proyek ini bertujuan untuk menyatukan Terminal Depok dengan stasiun dan pusat perbelanjaan, termasuk tempat makan, toko buku, dan apartemen.

Selain itu, proyek ini juga merencanakan penyediaan ruang-ruang untuk usaha kecil dan menengah (UMKM).

Tujuannya adalah memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses moda angkutan umum dan berbisnis.

Grand design Metro Stater adalah bangunan bertingkat yang di dalamnya terdapat pusat perbelanjaan modern dengan terminal di bagian bawahnya.

Wakil Wali Kota Depok terpilih, Chandra Rahmansyah, menilai bahwa mangkraknya proyek ini merugikan hak warga dalam menggunakan transportasi publik.

“Mangkraknya proyek ini jelas merugikan kepentingan warga masyarakat Depok terkait haknya untuk mendapatkan fasilitas layanan publik, dalam hal transportasi,” ucap Chandra saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/12/2024).

Chandra juga mengungkapkan bahwa luas lahan proyek yang sebelumnya merupakan terminal dalam kondisi cukup baik untuk menyediakan fasilitas bagi calon penumpang.

Namun, fasilitas tersebut hilang setelah pembongkaran dan pemindahan lahan terminal sementara.

Chandra menambahkan bahwa pembongkaran yang dilakukan membuat kondisi terminal saat ini sangat tidak layak.

Ia menyebutkan bahwa ruang tunggu bagi calon penumpang tidak tersedia.

“Kalau (penumpang) ya menunggu saja di tengah hujan karena enggak bisa, enggak ada (ruang tunggu). Adanya warung-warung kan di situ,” jelas Chandra.

Ia juga mencatat kondisi jalanan di terminal yang berlubang dan minim pencahayaan.

Sebagai langkah ke depan, proyek Metro Stater akan dievaluasi di bawah kepemimpinan Supian Suri-Chandra Rahmansyah setelah mereka resmi dilantik pada Februari 2025 mendatang.

“Pastinya begini, proyek-proyek yang mangkrak seperti ini akan kami evaluasi secara menyeluruh,” tutur Chandra.

Hasil evaluasi tersebut akan berupa keputusan mengenai nasib kelanjutan proyek dan pemanfaatan lahan yang sebelumnya merupakan Terminal Depok.

“Yang mana harus kita pahami, wilayah ini sebelumnya juga berfungsi sebagai terminal dan ini menjadi hak antara transportasi massal kereta api dengan transportasi berbasis kendaraan roda empat,” ujarnya.

“Yang mana harus kita pahami, wilayah ini sebelumnya juga berfungsi sebagai terminal dan ini menjadi hak antara transportasi massal kereta api dengan transportasi berbasis kendaraan roda empat,” tegas Chandra.

Dengan lokasinya yang strategis, seharusnya lahan ini dapat diberdayakan untuk meningkatkan infrastruktur Depok.

Sumber