Target Baru Saham PGN (PGAS) Usai Kebijakan HGBT Berakhir

Target Baru Saham PGN (PGAS) Usai Kebijakan HGBT Berakhir

Bisnis.com, JAKARTA — PT Sucor Sekuritas mengerek target harga PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) selepas kebijakan harga gas bumi tertentu atau HGBT berakhir pada 31 Desember 2024.

Belakangan, perusahaan gas negara itu memperbesar porsi gas kepada konsumen lewat regasifikasi liquid natural gas (LNG).

Berdasarkan surat edaran PGN tertanggal 27 Desember 2024 yang diterima Bisnis.com, PGAS mematok harga produk gas hasil regasifikasi LNG untuk pelanggan komersial dan industri sebesar US$16,77 per MMBtu.

Harga gas regasifikasi LNG ini akan berlaku selama 3 bulan yaitu sejak 1 Januari 2025-31 Maret 2025. Setelah periode tersebut, harga gas akan diperhitungkan dengan formula harga gas regasifikasi dan ketentuan yang berlaku.

Analis Sucor Sekuritas Christofer Kojongian berpendapat berhentinya program HGBT bakal menjadi katalis positif bagi kinerja PGAS.

Christofer beralasan PGAS bakal dapat rata-rata harga penjualan atau average selling price (ASP) yang lebih tinggi dari periode HGBT sebelumnya.

“Perlu diingat bahwa kebijakan HGBT membatasi harga jual di angka US$6 per MMBtu, ketika rentang ASP normal berada di angka US$9 per MMBtu sampai dengan US$10 per MMbtu,” kata Christofer lewat risetnya dikutip Selasa (7/1/2025).

Berdasarkan hitung-hitungan Sucor Sekuritas, setiap kenaikan harga jual US$1 per MMBtu mencerminkan kenaikan 31% pada net profit dan kenaikan 3% pada dividend yield.

“Dengan asumsi penyaluran HGBT sebelumnya dengan harga US$9 per MMBtu, net profit tahun penuh 2025 bisa naik ke US%599 miliar atau naik 74% secara tahunan, sementara dividend yield bisa naik dari 9% ke 16%,” kata Christofer.

Sucor menyematkan rating buy dengan target harga Rp1.950 per lembar. Menurut Sucor, PGAS memiliki bisnis operasi yang stabil, dividend yield yang menarik dan kekuatan arus kas.

Setali tiga uang, Senior Investment Information Team Mirae Asset Sekuritas Adityo Nugroho menilai sentimen berakhirnya kebijakan HGBT itu bakal menjadi katalis positif bagi pergerakan saham PGAS tahun ini.

“Ketika HGBT tidak jadi diperpanjang dan menjadi harga pasar lagi ini akan positif untuk PGAS,” kata Adityo dalam webinar Mirae Asset, Selasa (7/1/2025).

Sebelumnya, PGAS tengah berupaya mencari sumber pasokan gas pipa baru dan menyiapkan alternatif pasokan gas hasil regasifikasi LNG untuk mendukung pemenuhan pasokan gas sebagai energi untuk industri nasional.

Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman mengatakan, saat ini terdapat tantangan ketersediaan pasokan gas pipa di wilayah strategis seperti Sumatra bagian tengah, Sumatra bagian selatan, Lampung, dan Jawa bagian barat.

Namun, PGN masih berupaya menjaga keberlanjutan energi nasional dengan menyeimbangkan kebutuhan dan ketersediaan gas bumi.

"Di tengah penurunan pasokan gas pipa dari sejumlah sumber utama, gas regasifikasi menjadi solusi alternatif yang efektif untuk memastikan pelanggan tetap mendapatkan pasokan energi yang dibutuhkan,” kata Fajriyah melalui keterangan resminya, Senin (6/1/2025).

Adapun, sumber pasokan gas pipa baru dan pasokan gas hasil regasifikasi LNG didapatkan dari dalam negeri seperti dari Tangguh, Bontang dan Donggi Senoro.

Sumber