Target Rekor Thailand Datangkan 40 Juta Wisatawan pada 2025

Target Rekor Thailand Datangkan 40 Juta Wisatawan pada 2025

Pemerintah Thailand baru-baru ini menetapkan target ambisius untuk menyambut 40 juta pengunjung pada tahun 2025 sebagai upaya sektor pariwisatanya untuk mendapatkan kembali momentum yang hilang selama pandemi COVID-19.

Rencana ini bertujuan untuk menarik lebih banyak pengunjung ke destinasi yang kurang dikenal, memperluas kapasitas penerbangan, dan melakukan lebih banyak hal untuk mempromosikan budaya Thailand.

Gary Bowerman, seorang analis pariwisata yang berbasis di Kuala Lumpur, mengatakan bahwa target tersebut tidak hanya akan menguntungkan Thailand secara ekonomi.

"Bagi Thailand, ini akan menjadi ‘pencapaian psikologis’ untuk melampaui 40 juta pengunjung yang sebelumnya hampir pasti terjadi pada tahun 2020, jika bukan karena COVID," katanya kepada DW.

"Seandainya kedatangan terus meningkat pada tahun 2020 dan seterusnya, kemungkinan Thailand akan mencapai atau mendekati plafon kedatangan yang sebenarnya saat ini," tambahnya.

Sebelum pandemi yaitu pada tahun 2019, Thailand mencapai rekor 39 juta pengunjung. Negara monarki ini telah menyambut 26 juta pengunjung pada tahun 2024 dan memperkirakan akan ada 36 juta kedatangan turis pada akhir tahun.

Thailand menjadi salah satu tujuan wisata paling populer di dunia, dan hampir 20% tenaga kerja di Thailand bekerja di sektor pariwisata.

Namun, Bowerman mengatakan bahwa membuat wisatawan membelanjakan lebih banyak uang selama kunjungan mereka lebih penting daripada jumlah kedatangannya saja.

"Meningkatnya jumlah kedatangan tahunan merupakan hal yang penting bagi pemerintah, tetapi ekonomi membutuhkan pengeluaran per pengunjung yang lebih tinggi dan peningkatan rata-rata lama tinggal," katanya.

"Thailand ingin fokus pada hasil ekonomi yang lebih baik dari pengunjungnya daripada mengandalkan metrik satu dimensi seperti kedatangan tahunan, yang tidak memperhitungkan rata-rata masa tinggal, pengeluaran atau penyebaran perjalanan di seluruh negeri," tambahnya.

Wisatawan dari Cina adalah salah satu kelompok pengunjung terbesar ke Thailand. Operator pariwisata, dan maskapai penerbangan khusus melayani pasar Cina.

Lebih dari 5,2 juta wisatawan Cina berkunjung antara bulan Januari-September, dan 8 juta wisatawan diperkirakan akan tiba pada akhir tahun 2024.

"Pasar Cina sangat penting karena hampir mencapai 40 juta orang pada tahun 2019, tetapi maskapai penerbangan Cina tidak mengerahkan banyak penerbangan ke Thailand pada tahun 2024 karena pola perjalanan keluar terus berubah," tambah Bowerman.

Saat Thailand bersiap untuk menyambut lebih banyak pengunjung, operator pariwisata sedang mendiskusikan bagaimana cara menangani overtourism di destinasi paling populer.

Adith Chairattananon dari Federasi Asosiasi Pariwisata Thailand mempresentasikan sebuah buku putih kepada pemerintah pada bulan April lalu yang membahas solusi untuk mencegah overtourism di tengah kemungkinan adanya 40 juta pengunjung per tahun.

"Dengan proyeksi 40 juta wisatawan, destinasi utama seperti Phuket, Samui dan Pattaya berada di ambang menghadapi overtourism," kata Adith, menurut Bangkok Post.

Salah satu usulannya adalah mengenakan pajak pariwisata sebesar 300 baht atau sekitar Rp139 ribu untuk membantu membangun infrastruktur yang lebih baik guna memenuhi permintaan.

Pariwisata di Thailand sangat terkonsentrasi di kota-kota seperti Bangkok, Chiang Mai dan Phuket.

Kiatanantha Lounkaew, asisten profesor ekonomi di Thammasat University di Bangkok, mengatakan bahwa pariwisata harus disebarkan secara nasional agar dapat memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Thailand.

"Kami memiliki 77 provinsi, jika kita semua bersaing untuk menarik wisatawan di daerah-daerah tersebut, kita akan hancur. Kita harus bekerja sama. Jangan bersaing, saling melengkapi," tambahnya.

Tita Sanglee, seorang rekan peneliti di ISEAS Institute di Singapura, mengatakan bahwa pariwisata sangat penting bagi perekonomian Thailand.

"Dorongan Thailand untuk mencapai 40 juta pengunjung tahun depan sangat penting karena pariwisata adalah cara tercepat dan termudah untuk menghasilkan PDB," ujarnya kepada DW.

Bank Dunia baru-baru ini memperkirakan pertumbuhan PDB Thailand untuk tahun 2024 adalah 2,4%, lebih rendah dari semua negara tetangganya di kawasan ini, kecuali Myanmar yang sedang dilanda perang.

Pariwisata menyumbang 11,5% dari keseluruhan PDB negara ini pada tahun 2019. Jika Thailand mencapai target 36 juta kedatangan pada akhir tahun 2024, maka diperkirakan akan menghasilkan pendapatan pariwisata sebesar $53 miliar atau sekitar Rp833 miliar.

Diadaptasi dari artikel DW bahasa Inggris

Sumber