Temui Ridwan Kamil, Prabowo dan Jokowi Diingatkan untuk Netral pada Pilkada
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga berpandangan, Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Prabowo Subianto seharusnya bertindak netral dalam kontestasi Pilkada 2024.
Hal ini ia sampaikan merespons pertemuan calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil yang bertemu dengan Prabowo dan Jokowi dalam dua hari berturut-turut.
"Prabowo dan Jokowi idealnya netral dalam Pilkada 2024. Netralitas itu diperlukan agar semua paslon di pilkada, termasuk paslon di Jakarta, merasa Prabowo presidennya dan Jokowi negarawan yang mengayomi dan melindungi mereka," ujar Jamiluddin kepada wartawan, Minggu (3/11/2024).
Jamiluddin mengingatkan, Prabowo saat ini sudah menjadi presiden, sehingga ketua umum Partai Gerindra itu seharusnya menjadi pemimpin semua anak bangsa.
Sama halnya dengan Jokowi. Menurut Jamiluddin, Jokowi sebagai mantan presiden semestinya bertindak selayaknya negarawan.
Ia menegaskan, netralitas kedua tokoh diperlukan demi menghindari perpecahan akibat kontestasi politik.
"Jadi, netralitas Prabowo dan Jokowi diperlukan agar perpecahan antar anak bangsa, termasuk warga Jakarta, dapat diminimalkan. Dengan begitu dua tokoh ini sudah meminimalkan polarisasi anak bangsa, khususnya warga Jakarta," kata Jamiluddin.
Diketahui, Ridwan Kamil bertemu dengan Prabowo untuk makan malam bersama di Rumah Makan Garuda di daerah Sabang, Jakarta Pusat, pada Kamis (31/10/2024) malam.
Saat makan malam dengan Prabowo, Ridwan Kamil mengaku membahas soal Ibu Kota Negara (IKN) dan beberapa hal yang bersifat pribadi.
Sehari berselang, Jumat (1/11/2024), Ridwan Kamil langsung bertolak ke Solo, Jawa Tengah, untuk menemui Jokowi.
Ridwan Kamil mengaku diberi wejangan dan saran terkait membangun Jakarta saat bertemu Jokowi.
Ia mengeklaim, pertamunnya dengan Prabowo dan Jokowi merupakan sinyal kuat bahwa kedua presiden mendukung dirinya pada Pilkada Jakarta 2024.
Menurut Ridwan Kamil, Prabowo dan Jokowi tidak mungkin meluangkan waktu untuk bertemu bahkan mengunggah foto pertemuan tersebut ke akun media sosial mereka bila keduanya tidak mendukungnya pada Pilkada Jakarta 2024.
“Pertemuan itu artinya, dua presiden itu mendukung pasangan Rido (Ridwan Kamil-Suswono). Udah itu aja, jangan ditafsir macam-macam. Kalau tidak mendukung, ngapain diterima, diberi waktu eksklusif. Ngapain di-posting di IG-nya masing-masing,” ujar dia.