Terdampak Banjir Semeter, 27 KK di Perumahan Dinar Indah Semarang Bersihkan Sisa Lumpur
SEMARANG, KOMPAS.com - Banjir yang melanda Perumahan Dinar Indah, Semarang, pada Kamis (16/1/2025) mengakibatkan genangan air mencapai lebih dari satu meter.
Sebanyak 27 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak kini kembali ke rumah mereka untuk membersihkan sisa lumpur dan perabotan yang kotor karena terendam.
Pantauan Kompas.com menunjukkan bahwa sejumlah kasur dijemur di depan rumah.
Perabotan rumah tangga seperti kulkas, televisi, dan rak sepatu terlihat berserakan di teras rumah warga.
Salah seorang warga, Kris, menceritakan bahwa banjir terjadi dengan cepat.
Saat dia tengah membereskan peralatan workshop di bengkelnya yang terletak di samping rumah, tiba-tiba air mulai meninggi.
"Semua air dari atas larinya ke sini. Cepet banget kok, sekitar setengah jam, saya itu beres-beres samping, terus udah penuh," ujarnya saat ditemui di rumahnya pada Jumat (17/1/2025).
Kris bersama istri dan anaknya telah membersihkan rumah sejak pagi, berusaha mengelap lumpur yang merendam perabotan mereka semalam.
Di gang sebelah, Shodiq dan keluarganya juga membersihkan rumah sejak banjir surut pada pukul 23.30 WIB Kamis (16/1/2025) hingga subuh Jumat (17/1/2025).
"Kulkas, kasur, barang-barang rumah tangga kena semua. Malem langsung beres-beres, jam setengah 1 beresin 1 kamar, terus anak istri tak bawa pulang buat tidur di kamar. Terus saya lanjut bersih-bersih sampai subuh," kata Shodiq.
Menurut pengakuannya, air di Sungai Babon naik hingga penuh, sehingga pintu air tertutup pada jam 21.00 WIB.
Limpasan air hujan mulai membanjiri perumahan hingga pukul 22.00 WIB.
"Banjir di jalan ini seperut, semeter lebih, di dalam rumah sedengkul. Utamanya ibu-ibu dan anak-anak pada ngungsi dulu ke masjid, itu naiknya cepet bgt kok. Terus setengah 12 air mulai turun surut, enggak sampe setengah jam surut," ungkap dia.
Banjir ini menjadi yang pertama dan paling parah yang terjadi di tahun 2025.
Fajar, Ketua RT 6, berharap ada penanganan serius dari pemerintah, baik dalam memperbaiki tanggul maupun melakukan relokasi.
"Pemerintah kota juga masih mencarikan lahan untuk tempat kita nanti mau direlokasi lokasi di mana, yang jelas yang gak banjir lagi, kita udah trauma soalnya," ujarnya melalui sambungan telepon.