Terowongan Silaturahim Istiqlal-Katedral, Simbol Silaturahmi Antar-umat Beragama

Terowongan Silaturahim Istiqlal-Katedral, Simbol Silaturahmi Antar-umat Beragama

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto telah meresmikan Terowongan Silaturahim, penghubung antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, Kamis (12/12/2024).

Terowongan sepanjang 28,3 meter ini diharapkan menjadi simbol toleransi dan kebersamaan antar-umat beragama di Indonesia.

Mengusung konsep kerendahan hati, terowongan ini menghubungkan dua tempat ibadah terbesar di Jakarta dengan akses yang ramah bagi penyandang disabilitas dan lansia.

Terowongan dapat diakses dari Masjid Istiqlal melalui pintu 6, sekitar dua menit berjalan kaki dari Stasiun Juanda.

Pengunjung juga dapat langsung menuju area basement 2 jika menggunakan kendaraan roda empat.

Terowongan dilengkapi lift dan tangga manual, memudahkan akses bagi semua kalangan.

Didesain oleh seniman Sunaryo dan Aditya Novali, terowongan ini dihiasi ornamen seni yang menggambarkan nilai silaturahmi dan kerendahan hati. Di sisi kiri dan kanan terowongan, terdapat simbol dua tangan yang saling berjabat, melambangkan kebersamaan antar umat beragama.

Galeri diorama bertema "Wot Hati" (Jembatan Hati) menjadi daya tarik utama, menampilkan kisah-kisah toleransi beragama di Indonesia.

Suasana semakin hidup dengan suara-suara keberagaman agama yang diperdengarkan di sepanjang terowongan, serta pencahayaan yang terang sebagai simbol harapan.

Lantai terowongan dihiasi motif garis melingkar, sementara ornamen besi yang menyerupai kayu memberikan kesan elegan.

Cahaya yang menerangi setiap sudut terowongan menciptakan atmosfer yang mendalam, memperkuat makna pertemuan untuk pencerahan.

Dengan dimensi tinggi 3 meter dan lebar 4,1 meter, Terowongan Silaturahim tidak hanya mempermudah akses antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, tetapi juga menjadi ikon toleransi dan harmoni beragama di tanah air.

Sumber