Tiket Film MD Pictures Dijual Rp 15.000 di Medsos oleh Oknum Pegawai Percetakan, Total 33 Voucher

Tiket Film MD Pictures Dijual Rp 15.000 di Medsos oleh Oknum Pegawai Percetakan, Total 33 Voucher

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua oknum penggelapan voucher tiket film yang diproduksi MD Pictures, H (23) dan Y (48), mengaku hanya menjual 33 buah voucher tiket melalui media sosial.

Ditemui di Polsek Kemayoran, Y mengatakan, awalnya ia tidak berniat untuk menjual voucher tiket film yang didapatkannya dari bos di percetakan.

"Saya kan berhubung kerja di percetakan, bagian serabutan, itu pun hanya sebatas ambil tiga biji. Niat saya bukan mau jual, tadinya mau buat nonton keluarga," kata Y kepada wartawan di Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2024) malam.

Namun, karena desakan ekonomi, Y akhirnya menjual tiga voucher tiket tersebut.

"Karena keadaan, ternyata tiket itu ada yang mau beli, saya jual, cuma Rp 15.000," kata dia.

Sementara H mengaku mendapatkan 30 tiket di tempat percetakan yang sama dengan Y.

"Saya menjual ke teman saya, katanya butuh voucher tiket. Karena kebutuhan, saya kasih 30 voucher. (Per voucher) enggak tahu berapa, saya terima uang Rp 300.000-400.000," ujar H.

H mengaku tidak mengetahui ada penadah.

Ia hanya menjual voucher tiket film tersebut ke temannya.

"Dapatnya dari kerjaan di percetakan," ujar H.

H dan Y berharap, MD Pictures yang telah melaporkan mereka pada Kamis (5/12/2024) lalu, mau menyelesaikan perkara ini secara kekeluargaan.

"Mudah-mudahan dari pihak MD mau kekeluargaan," ucap H disetujui Y.

Sebelumnya, Chief Distribution Officer MD Pictures, Rivki Morais (35), mengatakan, dua oknum tersebut dilaporkan karena diduga menjual voucer film yang bakal tayang pada 19 Desember mendatang.

"Voucher ini untuk tiket menonton. Jadi vouchernya dijual-belikan di media sosial tanpa sepengetahuan kami," kata Rivki.

Rivki mengatakan, pihaknya mendapati dua oknum tersebut menjual tiket melalui akun media sosial.

Namun, ia belum mengetahui jumlah kerugian yang ditaksir.

Sebab, kasus dugaan penggelapan ini masih dalam penyelidikan.

"Kami belum tahu potensi kerugiannya. Saat ini masih tahap pemeriksaan (dua oknum), kami masih cek untuk detailnya," ucapnya.

Sumber