Tim Kurator PT Sritex Buka Suara, Tidak Diundang Menteri dan Tidak Pernah Ditemui Direktur Utama
SEMARANG, KOMPAS.com - Tim Kurator yang ditunjuk oleh Pengadilan Niaga untuk menangani kepailitan PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Tbk, PT Primayudha, PT Bitratex Industries, dan PT Pantja Djaya akhirnya buka suara.
Dalam konferensi pers yang digelar di All Stay Hotel Semarang pada Senin (13/1/2025) malam, tim yang terdiri dari Denny Ardiansyah, Nurma C.Y. Sadikin, Fajar Romy Gumilar, dan Nur Hidayat menanggapi berbagai klaim yang menyebutkan bahwa mereka sulit dihubungi.
Denny Ardiansyah membantah pernyataan Wakil Menteri Ketenagakerjaan RI, Immanuel Ebenezer Gerungan, yang mengatakan bahwa tim kurator sulit ditemui.
"Enggak juga, dari Disnaker Sukoharjo kami beberapa kali ketemu, Perindustrian, Naker bahkan ketemu informal pun pernah," ujarnya.
Denny juga mengungkapkan bahwa pada kunjungan Wamenaker ke Pabrik Sritex pada Rabu (14/1/2025), tim kurator tidak hadir untuk kedua kalinya.
Dia mengaku bingung karena tidak pernah menerima undangan untuk mediasi terkait going concern.
"Ini membuat kami bingung. Kami merasa tidak pernah diundang," tambahnya.
KOMPAS.com/Labib Zamani Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto dan jajaran manajemen di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (20/12/2024).
Sebelumnya, salah satu Direktur di Kemenaker sempat menghubungi tim kurator untuk menghadiri pertemuan pada 7 Januari 2025 di Kantor Kemenaker.
"Namun kami sampaikan tanggal itu kami ada pertemuan dengan Hakim Pengawas di Pengadilan Negeri Semarang, jadi mohon dijadwalkan ulang sekaligus bersama lintas Kementerian, apalagi dari Kementerian Perindustrian juga ingin ada pertemuan," jelas Denny.
Dia juga mengeluhkan kesulitan timnya dalam menemui Direktur Utama PT Sritex.
Sejak ditunjuk sebagai kurator, mereka belum pernah berkomunikasi langsung dengan direktur utama.
"Bisa bayangkan bagaimana tim kurator ketika datang ke pabrik di Sukoharjo, kami ditempatkan di posko kepailitan di belakang pos satpam dan kami tidak pernah ditemui direktur utama," ungkapnya.
Denny mempertanyakan sikap direktur utama yang dianggap tidak koperatif dalam penanganan kasus ini.
"Jadi yang susah ketemu itu siapa sebenarnya, kurator atau direktur utamanya, kan gitu? Kalau direktur utama mau ketemu, kurator gampang tinggal telepon ketemu," lanjutnya.
Dok. Humas Kemenaker Suasana saat Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan (Noel) melalukan diskusi dengan serikat pekerja dan manajemen PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Rabu (8/1/2025). Para pekerja Sritex membentangkan spanduk berisi pesan khusus untuk Presiden Prabowo Subianto.
Sementara itu, Nurma C.Y. Sadikin menilai pemerintah belum menunjukkan keseriusan dalam menyelesaikan masalah kepailitan PT Sritex yang melibatkan belasan ribu buruh.
"Kalau untuk langkah-langkah (pemerintah) yang kami rasakan, sepertinya belum ada ya, karena selama ini kami selaku kurator belum pernah diundang secara resmi dari lintas kementerian untuk mencari solusi bagaimana penyelamatan Sritex sampai detik ini," ungkapnya.
Nurma juga menjelaskan bahwa tim kurator telah melakukan pertemuan terpisah dengan sejumlah kementerian untuk membahas persoalan tersebut.
"Jadi, kami hanya berkunjung secara parsial saja audiensi. Jadi tidak pernah langsung mencari solusi dan diundang oleh pemerintah langsung dari lintas kementerian yang ditugaskan tadi," tambahnya.
Sebelumnya, pihak kurator juga tidak hadir dalam pertemuan yang digelar oleh PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo pada Rabu (8/1/2025).
Pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas keberlangsungan usaha Sritex setelah dinyatakan pailit dan dihadiri oleh Wakil Menteri Ketenagakerjaan, manajemen Sritex, serta serikat pekerja.
Noel, salah satu perwakilan pekerja, menilai bahwa pihak kurator tidak menunjukkan tanggung jawab.
"Ya nggak tanggung jawab aja. Harusnya dia hadir dong," ungkap Noel di Sukoharjo.