TNI AD Siap Dukung Polri Amankan Natal dan Tahun Baru

TNI AD Siap Dukung Polri Amankan Natal dan Tahun Baru

JAKARTA, KOMPAS.com - TNI Angkatan Darat (AD) berkomitmen untuk membantu Polri dalam pengamanan Natal dan tahun baru 2025.

"Jadi nanti leading sector kepolisian. Kita backup," kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak di GOR Nanggala, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (13/12/2024).

Ia menjelaskan bahwa TNI selama ini telah terbiasa membantu Polri dalam pengamanan Natal dan tahun baru sehingga hal ini dianggap sebagai rutinitas yang tidak menimbulkan masalah.

"Sudah, sudah kita sudah terbiasa dengan rutinitas itu (membantu pengamanan Natal dan tahun baru)," ungkap mantan Komandan Paspampres ini.

Namun demikian, Maruli tidak memberikan rincian mengenai jumlah personel yang akan dikerahkan untuk pengamanan serta wilayah mana saja yang menjadi fokus utama.

Sebelumnya, Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Aan Suhanan memprediksi adanya peningkatan jumlah pemudik selama libur Natal 2024 dan tahun baru 2025.

Prediksi ini berdasarkan hasil survei dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Untuk tahun baru 2024-2025 ini ada potensi pergerakan masyarakat Indonesia secara nasional sebanyak 110,6 juta. Ini survei dari BKT (Badan Kebijakan Transportasi) Kemenhub. Artinya, ada peningkatan dari tahun 2023 sebanyak 2,8 persen," kata Aan dalam rapat Komisi III DPR RI, Jakarta, Rabu (4/12/2024).

Jenderal bintang dua ini juga merinci bahwa daerah dengan pergerakan tertinggi selama libur Natal dan tahun baru adalah Pulau Jawa dan Sumatera Utara.

"Jawa Timur tertinggi, Jawa Tengah, Jabodetabek, Jawa Barat, dan Sumatera Utara. Sedangkan daerah tujuan ini kami sampaikan sangat penting untuk mengelola lalu lintas berdasarkan data-data hasil survei ini," ungkap Aan.

Dalam survei yang sama, moda transportasi yang paling banyak digunakan masyarakat untuk bepergian adalah mobil pribadi dan sepeda motor.

"Mobil pribadi, sebesar 36,7 persen, akan menggunakan sepeda motor 17,71 persen, yang menggunakan bis 15,04 persen, kereta api 12,8 persen, pesawat 8,85 persen," tuturnya.

Sumber