TNI AU Optimis Teknologi Siber dan AI Pertahanan Udara Terpenuhi 2025
JAKARTA, KOMPAS.com - TNI Angkatan Udara (AU) optimistis peralatan teknologi mendukung siber dan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk pertahanan udara, bakal terpenuhi pada 2025.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Ardi Syahri mengatakan bahwa selama ini peralatan teknologi untuk mendukung siber dan AI pada pertahanan udara belum lengkap.
"Teknologi itu akan dipenuhi di 2025 berdasarkan evaluasi 2024," kata Marsma Ardi ditemui di Mabes AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (11/12/2024).
Adapun teknologi pendukung siber dan AI pertahanan udara yang dimaksud berupa laboratorium hingga pengadaan alat komputer.
Menurutnya, pelaksanaan program kerja (Proker) TNI AU tahun anggaran 2024 disebut sudah terlaksana dengan baik.
"Namun ada beberapa proker yang terkendala mungkin dengan dana selain itu ada lintas tahun sehingga kita harus menunggu kebijakan dari pusat untuk menjalankan program tersebut," ujar Ardi.
Target program kerja TNI AU pada tahun anggaran 2024, disebut sudah tercapai 80 persen.
Ardi memastikan target tersebut terus diperbarui ke depannya seiring penambahan dana untuk kelengkapan teknologi.
Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan tantangan pertahanan udara ke depan semakin kompleks. Terutama terkait dengan siber dan AI.
Oleh karena itu, terang Ardi, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono berpesan agar seluruh jajaran TNI AU meningkatkan kesiapsiagaan satuan dalam rangka menghadapi tantangan, ancaman dan gangguan pertahanan udara.
"Oleh karena itu KSAU berniat tingkatkan teknologi terkini berbasis AI dan siber untuk menghadapi ancaman tersebut," ungkap Ardi.