Tobat Nasuha Jadi Sorotan gara-gara PPP Gagal ke Senayan
Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP M Romahurmuziy atau Rommy meminta Plt Ketum PPP Mardiono beserta jajaran pengurusnya melakukan tobat nasuha atau tobat secara sungguh-sungguh dan tulus. Penyebabnya adalah PPP gagal masuk Senayan untuk pertama kalinya.
Dirangkum detikcom, Sabtu (14/12/2024), Rommy meminta hal itu menjelang Mukernas PPP bertajuk ‘Transformasi PPP untuk Indonesia’ yang akan membahas sejumlah hal, termasuk gagalnya PPP masuk DPR RI. Mukernas PPP ini digelar mulai Jumat, 13 Desember hingga Minggu, 15 Desember 2024 di Ancol, Jakarta Utara.
"Pada Pemilu 2024 lalu, PPP tidak lolos ke Senayan untuk pertama kalinya. Padahal PPP adalah partai paling senior di antara partai di parlemen, yang sudah 11 kali ikut pemilu sejak 1973. Seluruh kader tentu menginginkan PPP kembali duduk di DPR RI pada Pemilu 2029 nanti. Tapi untuk itu, ada banyak hal yang harus ditranformasikan," kata Rommy kepada wartawan, Jumat (13/12/2024).
Berikut ini 3 transformasi yang hendak dicapai PPP
- Kaderisasi. 5 tahun terakhir PPP stagnan tanpa kaderisasi, yang ada justru mengubah diri menjadi semata-mata partai elektoral. Padahal kekuatan PPP adalah grassroots kader yang terpelihara hingga ranting.2. Jati diri. PPP kehilangan identitas sebagai partai umat. Untuk itu, PPP harus merebut kembali hati umat.3. Kepemimpinan. Alih-alih memperluas basis, PPP justru sibuk dengan pergantian senyap Suharso ke Mardiono yang berujung pada tidak lolosnya PPP.
Rommy juga menyebut mukernas akan mengevaluasi Plt Ketum PPP Mardiono atas kegagalan di Pemilu 2024. Dia mengungkit pimpinan Majelis PP sebetulnya sudah menyuarakan untuk segera dilakukan muktamar.
"Karenanya, Mukernas ini harus menjadi forum evaluasi PPP atas kegagalan pemimpin puncaknya dalam menakhodai partai. Plt Ketum PPP kali ini adalah Plt terlama dalam sejarah partai. Ini sangat tidak sehat," jelasnya.
"Para Pimpinan Majelis sudah menyerukan untuk menyegerakan muktamar sejak berbulan-bulan silam. Namun Plt Ketua Umum terus berkilah menunda dengan berbagai alasan. Terakhir, surat para Pimpinan Majelis pada Oktober 2024 meminta, agar muktamar segera dilaksanakan di bulan Januari atau Februari 2025. Surat ini bahkan tidak pernah dijawab hingga saat ini. Karenanya mukernas ini wajib memutuskan waktu dan tempat pelaksanaan muktamar, yang diharapkan sesuai dengan permintaan para Pimpinan Majelis yaitu pada bulan Februari 2025," lanjutnya.
Rommy lantas membeberkan kegagalan DPP PPP periode saat ini. Berikut ini 3 kegagalannya
Perolehan suara PPP secara nasional (DPR RI) pada Pemilu 2024 hanya 5,8 juta. Padahal perolehan suara PPP untuk DPRD kab/kota masih mencapai 7,9 juta. Sementara saat rekapitulasi suara, PPP hanya kekurangan 190 ribu suara untuk bisa lolos PT 2024. Ini artinya, ada kegagalan DPP dalam mengorkestrasi pemenangan antara pusat dan daerah.
Modal PPP pada Pemilu 2019 masih 19 kursi. Namun akibat tak lolos PT, PPP saat ini 0 kursi di Senayan, setelah 10 kali sebelumnya PPP selalu hadir di Senayan.
Di tengah partai-partai pengusung capres selain Pak Prabowo kemarin masih ‘mendapat’ kursi menteri, PPP ‘hanya’ kebagian UKP. Sebuah posisi politik yang sangat jauh efektivitas kewenangannya dibanding kementerian.
Atas ketiga hal itu, dia pun menyerukan agar Plt Ketua Umum dan seluruh jajaran Pengurus Harian DPP PPP yang merupakan eksekutif/pelaksana kebijakan partai bertobat. Dia juga mendesak mereka meminta maaf kepada kader PPP di seluruh Indonesia.
"Karenanya, selaku Ketua Majelis, saya menyerukan agar Plt Ketua Umum dan seluruh jajaran Pengurus Harian DPP PPP yang merupakan eksekutif/pelaksana kebijakan partai melakukan taubatan nasuha. Tobat yang sungguh-sungguh, dengan secara ksatria mengakui kegagalannya serta meminta maaf secara terbuka kepada seluruh kader PPP atas ketidakmampuannya menjaga PPP di Senayan. Karena sejak PPP gagal ke Senayan, belum pernah ada permintaan maaf. Yang viral beberapa waktu lalu, justru pernyataan Plt Ketua Umum yang menyatakan ‘saya tidak gagal, karena saya bukan caleg’," tutur dia.
"Semoga Mukernas kali ini menghasilkan keputusan-keputusan yang mampu menjadi titik tolak kembalinya PPP ke Senayan pada Pemilu 2029," lanjutnya.
Tonton Video PPP Akan Gelar Mukernas, Evaluasi Setelah Gagal Lolos ke Senayan
[Gambas Video 20detik]
Bagaimana respons Mardiono yang diminta Rommy tobat nasuha? Simak di halaman selanjutnya
Plt Ketum PPP Mardiono merespons permintaan Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP M Romahurmuziy atau Rommy yang menyerukan agar Mardiono dan jajaran untuk tobat nasuha sebab partainya kini tak punya kursi di DPR RI. Apa kata Mardiono?
"Ya setiap hari insyaallah, ini saya sudah ngadep kiblat atau nggak ya? Saya setiap hari itu selalu salat tobat. Bahkan, apakah tidak kenal itu habis Isya atau pas saya melakukan salat hajat misalnya, saya selalu melaksanakan salat tobat," ujar Mardiono kepada wartawan setelah membuka Mukernas di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (13/12).
Menurut Mardiono, tobat memang diajarkan agama untuk manusia. Oleh sebab itu dia dan jajarannya melakukan tobat tersebut.
"Jadi taubatan itu diajarkan oleh agama setiap manusia, bertobatlah, tidak terkecuali saya atau pengurus-pengurus harian dan lainnya ini kiai yang layak menjalankan, siapa sebenarnya yang punya hak untuk melakukan taubatan nasuha," jelasnya.
"Jadi semua insan muslim itu sebenarnya selalu menjalankan tobat, karena setiap manusia, setiap langkah, setiap hari-hari itu pastilah kita akan memproduksi dosa. Mohon maaf ya, salah ucapan, salah tindakan, kita jalan menginjak semut, pasti kita membawa dosa," sambungnya.
Dia melanjutkan, Tuhan telah memberikan ruang agar manusia bertobat. Kata Mardiono, setiap muslim harus tobat setiap hari.
"Tapi tobat itu bisa dilakukan terhadap orang yang tidak melakukan kesalahan secara terus-menerus. Kalau tobat kemudian salah lagi-salah lagi, itu namanya tobat sambel, udah kepedesan, makan lagi," ucapnya.
Tonton Video PPP Akan Gelar Mukernas, Evaluasi Setelah Gagal Lolos ke Senayan
[Gambas Video 20detik]