Top 5 News BisnisIndonesia.id: Tren Saham Emiten Energi hingga Prospek UNVR
Bisnis, JAKARTA— Saham-saham emiten energi berkinerja paling baik dibandingkan sektor lainnya. Tren positif tersebut diperkirakan masih bakal berlanjut pada 2025.Indeks energi tercatat telah menguat 25,47% sejak awal tahun. Capaian itu terlihat jomplang jika dibandingkan dengan kelompok lain. Sektor properti yang kinerjanya paling baik misalnya, hanya tumbuh 4,54% secara year-to-date (YtD).Katalis positif saham emiten energi hingga mengenal direksi baru UNVR menjadi berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.ID edisi Kamis (26/12/2024). Berikut laporan selengkapnya 1. Tren Positif Emiten Energi Masih Berpeluang Lanjut pada 2025Saham-saham emiten energi berkinerja paling baik dibandingkan sektor lainnya. Tren positif tersebut diperkirakan masih bakal berlanjut pada 2025.Indeks energi tercatat telah menguat 25,47% sejak awal tahun. Capaian itu terlihat jomplang jika dibandingkan dengan kelompok lain. Sektor properti yang kinerjanya paling baik misalnya, hanya tumbuh 4,54% secara year-to-date (YtD).Sementara itu, sektoral transportation & logistic menjadi indeks dengan kinerja paling anjlok sepanjang 2024. Kelompok ini telah melemah 20,35% sejak awal tahun.Gerak indeks teknologi juga mencatatkan pelemahan dalam, yakni turun 8,80% sejak awal tahun. Adapun dari 11 indeks sektoral yang ada di Bursa, hanya 4 indeks yang masih mencatatkan kinerja positif sejak awal tahun hingga Senin (23/12/2024).Pergerakan ekspansif emiten diprediksi akan berlanjut tahun depan. Head of Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan bahwa pihaknya melihat masih terdapat peluang bagi emiten di sektor energi untuk kembali menumbuhkan kinerja pada 2025.“Tetapi untuk bisa menjadi pendorong IHSG belum tentu juga, karena sektor lain yang tercatat turun secara year-to-date 2024 bisa berpotensi pulih,” katanya saat dihubungi, Selasa (24/12/2024).Sukarno menjelaskan bahwa sektor batu bara selama ini berkontribusi besar untuk mendorong indeks energi. Dengan proyeksi harga batu bara yang lebih rendah di 2025, hal tersebut bisa mempengaruhi kinerja fundamental perusahaan batu bara.2.Pasar China Makin Doyan Belut SawahCV Tiga A, perusahaan seafood segar yang berbasis di Balikpapan, Kalimantan Timur, mengekspor belut sawah hidup (live ricefield eels) ke pasar China. Di antara tujuan pasar, Negeri Tirai Bambu makin doyan ikan lindung.Belut sawah atau lindung (Monopterus albus) adalah sejenis ikan anggota suku Synbranchidae, bangsa Synbranchiformes. Di berbagai negara Asia, belut sawah umumnya dikembangbiakkan dalam sistem mina padi.Pengiriman ekspor Tiga A melalui Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin, Kamis (19/12/2024), mencakup mencakup 13.000 ekor belut sawah hidup dengan nilai devisa US$9.678,8.Direktur CV Tiga A, H. Faisal mengatakan bahwa dukungan Bea Cukai sangat krusial bagi kelancaran ekspor perusahaannya dan telah membuka berbagai peluang bisnis internasional."Fasilitas yang diberikan memungkinkan kami untuk memenuhi permintaan pasar global yang terus berkembang,” ungkapnya saat pelepasan ekspor belut sawah hidup ke China.Pelepasan ekspor dilakukan oleh Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Kalimantan Bagian Selatan (Kalbagsel) Bea Cukai Banjarmasin, bersama Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas II Banjarmasin.Kepala Kanwil Bea Cukai Kalbagsel, Dwijo Muryono, dalam sembutannya menekankan bahwa Kalimantan Selatan memiliki potensi besar untuk komoditas perikanan. Kami berharap ekspor belut ini akan semakin mendorong peningkatan ekspor produk perikanan dari Kalimantan Selatan,” ujarnya.3. Menghangatkan Lagi Ekspor TehEkspor teh Indonesia sepanjang tahun ini kembali melemah setelah mencapai puncak pada 2021. Padahal pasar permintaan pasar untuk komoditas minuman ini terus menunjukkan penguatan.Berdasarkan data BPS, Pada periode Januari—Oktober 2024, ekspor teh Indonesia tercatat mencapai US$44,66 juta, turun signifikan 21% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$56,42 juta. Sepanjang 2023, ekspor teh Indonesia tercatat mencapai US$69,01 juta.Indonesia saat ini berada di peringkat ke-16 sebagai negara eksportir teh terbesar di dunia, dengan kontribusi ekspor sebesar 0,86%. Ekspor teh Indonesia mencapai puncak pada 2022, yakni senilai US$89.902 juta dengan volume 44.919 ton.Negara pesaing utama ekspor teh Indonesia di antaranya Tiongkok, Kenya, Sri Lanka, India, dan Uni Emirat Arab. Sedangkan, negara pengimpor terbesar di dunia untuk produk teh pada 2023, yaitu Pakistan dengan pangsa 8,31%, Amerika Serikat 7,29%, Iran 5,83%, Rusia 5,37%, dan Inggris 4,35%.Mendag Budi Santoso menegaskan, pemerintah akan terus berusaha untuk membuka akses pasar produk teh Indonesia di tingkat global. Salah satunya, dengan memperluas jaringan perdagangan melalui kegiatan promosi, termasuk melalui pemberdayaan perwakilan Indonesia di luar negeri."Sebagai negara dengan keanekaragaman produk teh yang luar biasa, Indonesia memiliki banyak potensi untuk lebih unggul dalam industri tehglobal. Kami akan terus mendampingi dan memberikan akses pasar bagi para eksportir Indonesia, termasuk untuk produk teh premium seperti teh Walini," ujar Mendag Budi Santoso.Menteri Perdagangan Budi Santoso mengunjungi eksportir teh Walini di Bandung, Senin (23/12/2024). Pada kesempatan tersebut, Mendag menyampaikan harapannya agar makanan dan minuman (mamin) produksi Indonesia mampu menjadi raja di negeri sendiri sekaligus menembus pasar global.4. Suara Penolakan Kenaikan PPN Masih Santer Sepekan Jelang ImplementasiKebijakan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) yang tinggal sepekan lagi berlaku pada 2025 masih menyisakan keberatan. Pasalnya, Peraturan Menteri Keuangan/PMK yang menetapkan klasifikasi barang dan jasa mewah belum juga terbit.Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Wahyu Utomo menyampaikan hingga saat ini pihaknya masih meramu terkait aturan tersebut."Pengenaan PPN untuk barang yang tergolong mewah yang berharga mahal saat ini masih dalam proses pembahasan," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (25/12/2024).Dirinya pun belum dapat memastikan penjelasan mengenai detail barang dan jasa premium tersebut akan terbit tahun ini—sebelum 1 Januari 2025—atau pada tahun depan.Wahyu menegaskan bahwa kontruksi kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ini tetap mengedepankan azas keadilan, keperpihakan pada masyarakat, dan azas gotong royong serta menperhatikan aspirasi masyarakat.Pengamat Pajak Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Fajry Akbar mendorong pemerintah agar lebih cepat meluncurkan ketentuan tersebut."Lebih cepat, lebih baik, lebih besar penerimaannya bagi negara," ujarnya pada beberapa waktu lalu. Fajry menekankan pemerintah perlu ekstra hati-hati menentukan barang/jasa mewah yang akan dikenai kenaikan PPN. Dirinya melihat bakal ada potensi ketentuan tersebut jadi ‘bulan-bulanan’ masyarakat. Terutama, terkait landasan hukum maupun batasan atau definisi dari barang atau jasa mewah.5. Lebih Dekat dengan Tiga Calon Direktur Baru Unilever Indonesia (UNVR)PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) mengumumkan tiga calon direktur baru karena posisinya kosong. Berdasarkan profil sekilas, semuanya bukan warga negara Indonesia dan masih bekerja di dalam satu grup Unilever.Corporate Secretary UNVR Padwestiana Kristanti mengatakan bahwa pengangkatan tiga calon direktur itu akan berlangsung saat rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Jakarta pada pertengahan tahun depan, Selasa (14/1/2025).RUPSLB berencana mengangkat direktur baru seiring dengan mundurnya tiga direksi Perseroan, yaitu Hernie Raharja, Ainul Yaqin, dan Vivek Agarwal.“Usulan pengangkatan Bapak Alejandro Meinardo Santos Concha, Ibu Vandana Suri, dan Bapak Neeraj Lal masing-masing sebagai direktur Perseroan yang baru,” ujar Kristanti dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (24/12/2024).Rapat juga membahas perubahan remunerasi untuk anggota dewan direksi. Selain itu juga persetujuan pemegang saham atas rencana penjualan bisnis es krim Unilever Indonesia kepada PT The Magnum Ice Cream Indonesia.