Tragedi Jeju Air, Bulu Burung-Darah Ditemukan pada Mesin Pesawat

Tragedi Jeju Air, Bulu Burung-Darah Ditemukan pada Mesin Pesawat

Para penyelidik menemukan bulu burung dan darah pada dua mesin pesawat Boeing 737-800, yang dioperasikan maskapai Jeju Air, yang mengalami kecelakaan mematikan di Korea Selatan (Korsel) pada Desember lalu.

Informasi tersebut, seperti dilansir Reuters, Jumat (17/1/2025), diungkapkan oleh seorang sumber yang memahami penyelidikan kecelakaan Jeju Air.

Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216, yang mengudara dari Bangkok, Thailand, menuju ke distrik Muan, Korsel pada 29 Desember lalu, terpaksa mendarat tanpa roda (belly-landing) dan melampaui landasan bandara, lalu terbakar setelah menabrak pembatas beton.

Sedikitnya 179 orang tewas dalam insiden yang tercatat sebagai bencana penerbangan terburuk di wilayah Korsel tersebut.

Sekitar empat menit sebelum kecelakaan fatal itu terjadi, menurut otoritas Seoul, salah satu pilot melaporkan adanya bird strike, atau burung yang menabrak pesawat, dan menetapkan keadaan darurat sebelum mulai terbang memutar untuk melakukan pendaratan di ujung landasan yang berlawanan.

Dua menit sebelum pilot mengumumkan panggilan darurat Mayday, pihak Air Traffic Control pada Bandara Internasional Muan menyerukan agar pilot berhati-hati karena ada "aktivitas burung" di area tersebut.

Bulan ini, menurut sumber yang dikutip Reuters, para penyelidik mengatakan sejumlah bulu burung ditemukan pada salah satu mesin yang ada di lokasi kecelakaan. Dikatakan juga bahwa rekaman video menunjukkan adanya bird strike pada mesin pesawat tersebut.

Kementerian Transportasi Korsel menolak berkomentar soal laporan ditemukannya bulu burung dan darah pada kedua mesin pesawat Jeju Air.

Simak juga Video ‘Penjelasan Teknis Bird Strike yang Sebabkan Insiden Pesawat Jeju Air’

[Gambas Video 20detik]

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Dua kotak hitam pesawat Jeju Air tersebut – yang menjadi kunci dalam mengetahui penyebab kecelakaan ini – berhenti merekam sekitar empat menit sebelum kecelakaan terjadi, sehingga menimbulkan tantangan bagi penyelidikan yang sedang berlangsung.

Seorang mantan penyelidik kecelakaan di Kementerian Transportasi Korsel, Sim Jai Dong, mengatakan bahwa data penerbangan yang hilang itu mengejutkan dan menunjukkan semua pasokan listrik, termasuk cadangannya, mungkin telah padam, dan hal ini jarang terjadi.

Sementara itu, bird strike yang berdampak pada kedua mesin juga jarang terjadi dalam dunia penerbangan secara global. Meskipun ada beberapa kasus di mana pilot berhasil mendaratkan pesawat tanpa korban jiwa dalam situasi seperti itu, termasuk pendaratan menakjubkan di Sungai Hudson, New York, tahun 2009 dan pendaratan di ladang jagung di Rusia tahun 2019.

Simak juga Video ‘Penjelasan Teknis Bird Strike yang Sebabkan Insiden Pesawat Jeju Air’

[Gambas Video 20detik]

Sumber