Transformasi Digital, Waskita Karya Terapkan AI dalam Penyelesaikan Proyek

Transformasi Digital, Waskita Karya Terapkan AI dalam Penyelesaikan Proyek

KOMPAS.com – PT Waskita Karya (Persero) Tbk tengah melakukan sejumlah transformasi untuk menciptakan operasional unggul yang berfokus pada penyehatan keuangan, perseroan, tata kelola, manajemen risiko, dan governance, risk, and compliance (GRC).

Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita menyebutkan, ada beberapa fokus utama dalam strategi transformasi Waskita, di antaranya pemulihan bisnis, organisasi dan budaya, restrukturisasi keuangan, serta digitalisasi.

“Program kerja transformasi yang Waskita sudah jalankan disusun untuk mendukung fokus perseroan tersebut. Lewat strategi ini, diharapkan visi perseroan menjadi perusahaan terdepan dalam membangun ekosistem yang berkelanjutan bisa tercapai,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (30/10/2024).

Program transformasi yang sudah dilakukan, yaitu pertama, Komite Manajemen Risiko yang bertujuan untuk menilai risiko dan kelayakan sebuah proyek, sebelum Waskita melakukan tender atau mengambil suatu proyek.

Melalui komite tersebut, semua bidang dari mulai manajemen risiko, tim produksi, teknis, keuangan, hingga legal mengamati suatu proyek dari berbagai sudut pandang sebelum akhirnya diputuskan.

“Dengan cara ini, keputusan pemilihan proyek menggunakan sudut pandang pengelolaan risiko yang menyeluruh dan potensi risiko yang kemungkinan muncul, dapat dimitigasi lebih dini,” kata Ermy.

Kedua, pada bidang operasional dengan mengintegrasikan inovasi Building Information Modelling (BIM), sistem Enterprise Resources Planning (ERP) System Analysis and Program Development (SAP), serta Last Planner System (LPS).

Saat ini, kata Ermy, Waskita menjadi satu-satunya perusahaan kontruksi yang menggabungkan ketiga sistem tersebut.

“Integrasi ketiga sistem tersebut diharapkan dapat berkontribusi dalam mengontrol biaya dan waktu, sehingga diharapkan ada efisiensi yang dihasilkan,” tuturnya.

Ketiga, Waskita menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) WISENS (Waskita Intelligent Sensing System) pada beberapa pembangunan proyeknya, guna memudahkan pekerjaan lebih efektif.

Salah satunya, AI Pavement Crack Detection yang bertujuan membantu Waskita mendeteksi objek kerusakan jalan, sekaligus sebagai target tidak adanya kegagalan dalam proses konstruksi atau zero construction failure.

“Melalui sistem tersebut, penghitungan jumlah kerusakan secara otomatis bisa dilakukan, sehingga dapat mendukung inspeksi dan pengawasan aset jalan tol, sehingga dapat mengefisiensi waktu pekerjaan menjadi 40 persen lebih cepat,” kata Ermy.

Kemudian, AI Alat Perlindungan Diri (APD) Inspection sebagai upaya meminimalkan kecelakaan kerja atau zero fatality.

Sebagai upaya memperkuat GRC, lanjut Ermy, Waskita meningkatkan kematangan implementasi manajemen risiko serta menyusun roadmap perbaikan ke depan sesuai hasil Assessment Risk Maturity Index oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Perseroan turut melaksanakan beberapa Surveillance Audit, hingga memenuhi standar mutu operasional beberapa International Organization for Standardization (ISO) dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

“Ke depannya Waskita akan terus berusaha memenuhi standar operasional lainnya,” tegas Ermy.

Ermy menambahkan, pembahasan tindaklanjut rekomendasi Internal Control Over Financial Reporting (ICOFR) telah mencapai 94 persen pada 30 September 2024.

“Sebanyak 376 rekomendasi telah selesai ditindaklanjuti oleh perseroan dan 24 rekomendasi masih dalam proses tindaklanjut,” lanjutnya.

Waskita Karya turut melakukan Penilaian Indeks Akuntabilitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Indonesian Corporate Accountability Index (ICORPAX).

Hal tersebut berlandaskan Surat Tugas Direktur Pengawasan Badan Usaha Agrobisnis, Infrastruktur, dan Perdagangan nomor PE.05.02/ST-241/D401/3/2024 tanggal 25 Juli 2024.

Capaian ICORPAX Waskita Karya untuk tahun buku 2023 oleh badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebesar 70,20 persen dengan kategori Baik.

Penilaian tersebut bertujuan mengukur akuntabilitas korporasi sebagai pengelola Kekayaan Negara Yang Dipisahkan (KNYD) demi mendukung pembangunan sesuai maksud dan tujuan pembentukan BUMN.

Ada lima ruang lingkup penilaian, di antaranya dimensi Akuntabilitas Korporasi pada Pembangunan Nasional, dan Dimensi Akuntabilitas Korporasi pada Keuangan Negara.

Serta, Dimensi Kepatuhan dan Efektivitas Operasional, Dimensi Efektivitas Sistem Tata Kelola, dan Dimensi Efektivitas Pengendalian Fraud.

Selain itu, Waskita Karya turut melakukan Assesmen Penerapan Faktor Environmental, Social, and Governance (ESG) di lingkungan perseroan oleh BPKP.

Dasar pengukuran penerapan meliputi faktor lingkungan, faktor sosial, faktor tata kelola, dan faktor finansial.

“Ke depannya, perseroan akan konsisten menjalankan strategi transformasi. Berfokus pada pemulihan bisnis dengan terus memperkuat tata kelola sebagai upaya perbaikan organisasi dan budaya perusahaan,” jelas Ermy.

Perlu diketahui, Waskita telah mendapat persetujuan dari 22 kreditur perbankan terkait penyempurnaan atas Master Restructuring Agreement (MRA) 2021 dan terkait Pokok Perubahan Perjanjian fasilitas Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP), dengan nilai Outstanding sebesar Rp 31,5 triliun.

Saat ini restrukturisasi tersebut sudah efektif, sehingga kegiatan operasional Waskita bisa tetap berjalan secara optimal.

Waskita juga telah mendapatkan persetujuan atas tiga dari empat seri obligasi nonpenjaminan, dimana pembayaran atas kupon restrukturisasi dan kupon standstill sudah dilakukan.

Atas satu seri obligasi nonpenjaminan yang belum mendapat persetujuan, Perseroan terus melakukan komunikasi intensif kepada pemegang obligasi dan wali amanat, guna mencapai persetujuan pada Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) selanjutnya.

Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan pada kuartal III-2024, Waskita mencatat kenaikan laba bruto sebesar 33,18 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,03 triliun, setelah sebelumnya mencetak angka Rp 773,93 miliar pada tahun lalu.

Nilai Gross Profit Margin (GPM) perseroan juga naik menjadi 15,19 persen, setelah sebelumnya 9,90 persen pada kuartal III-2023.

Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) Waskita turut naik hingga 141 persen, yakni dari Rp 252 miliar menjadi Rp 609 miliar per September 2024.

Sehingga, total utang Waskita menurun sekitar Rp 3 triliun menjadi Rp 80,58 triliun, setelah sebelumnya mencapai Rp 83,99 triliun pada Desember 2023.

Sumber