Transjakarta Koridor 1 Akan Dihapus, Pengamat: Keliru, Kesenjangan Pendapatan Masih Tinggi

Transjakarta Koridor 1 Akan Dihapus, Pengamat: Keliru, Kesenjangan Pendapatan Masih Tinggi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat kebijakan transportasi Djoko Setijowarno menilai, rencana penghapusan Transjakarta koridor 1 karena bersinggungan dengan jalur Moda Raya Terpadu (MRT) tidak tepat. 

Djoko memahami pemerintah berupaya mengadopsi kebijakan yang diterapkan di negara maju agar tidak terjadi tumpang tindih penumpang. Namun, menurut dia, kebijakan serupa belum bisa diterapkan di Indonesia.

“Semuanya ditiru tapi keliru. Kekeliruannya di mana? Mereka lupa, kesenjangan, disparitas, orang kaya dan miskin Indonesia itu enggak seperti di negara maju,” kata Djoko dalam Obrolan Newsroom Kompas.com, Selasa (24/12/2024).

Djoko mengatakan, di Indonesia, ketimpangan pendapatan masyarakat masih sangat tinggi. Ada yang berpenghasilan Rp 100 juta sebulan, ada pula yang pendapatannya tak sampai  Rp 1.000.000.

Transjakarta dinilai bisa menjangkau seluruh kalangan, termasuk yang kurang mampu karena tarifnya hanya Rp 3.500 dalam sekali perjalanan. 

Justru, kata Djoko, pemerintah harusnya mempertahankan Transjakarta sekaligus mengembangkan MRT sekalipun rutenya bersinggungan. 

Dengan demikian, warga dengan tingkat pendapatan yang berbeda-beda bisa memilih transportasi umum sesuai kemampuan finansial mereka.

“Itu yang menyebabkan, ini ada dua angkutan umum, di mana disebut angkutan Transjakarta itu untuk masyarakat menengah ke bawah, mayoritas ya ini. Sementara MRT mayoritas masyarakat menengah ke atas, lihat saja tarifnya,” ujar Djoko.

Jika Transjakarta koridor 1 dihapus, Djoko ragu penumpang mampu beralih menggunakan MRT yang tarifnya bisa mencapai Rp 14.000.

“Apakah mereka nanti mau menggunakan MRT? Belum tentu, kecuali tarifnya sama dengan Transjakarta,” lanjutnya.

Sebelumnya diberitakan, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta berencana menghapus rute koridor 1 Transjakarta, Blok M-Kota.

Rute yang bersinggungan dengan MRT Lebak Bulus-Kota ditiadakan sebagai langkah agar tidak terjadi tumpang tindih antarmoda transportasi umum.

"Contohnya untuk MRT Lebak Bulus sampai Kota (jika sudah) terbangun, maka untuk koridor satu Transjakarta dari Blok M sampai Kota itu nanti ditiadakan," kata Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2024).

Rencana penghapusan ini bakal dilakukan setelah pengerjaan jalur MRT rute Blok M-Kota rampung atau sekitar tahun 2029. 

Selain itu, Dishub juga berencana menghapus rute Transjakarta koridor dua Pulo Gadung-Harmoni jika seluruh jaringan MRT sudah terbangun.

Sumber